Arab Saudi. Foto: Unsplash.
Riyadh: Arab Saudi diperkirakan akan mengeluarkan dana lebih sedikit ke dalam industri minyak hingga 2030. Arab Saudi akan memperkuat dalam tujuannya untuk berinvestasi USD1 triliun di sektor-sektor strategis.
Dikutip dari
Business Times, Sabtu, 17 Agustus 2024, Goldmas Sachs menuturkan Arab Saudi kemungkinan akan mengarahkan sebagian besar dananya, sekitar 73 persen dari total investasi, ke sektor non-minyak pada 2030 sebuah perubahan dari perkiraan bank sebelumnya sebesar 66 persen.
Peningkatan alokasi terhadap investasi non-minyak hanya menyisakan seperempat dari sisa dana untuk sektor minyak, karena kerajaan tersebut berfokus pada industri yang memungkinkan diversifikasi termasuk logam dan mineral, transportasi dan logistik, serta digitalisasi.
Di bawah rencana transformasi ekonomi Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed Salman, Arab Saudi telah membuka perekonomiannya ke jalur baru. Arab Saudi kerap berinvestasi di sektor-sektor baru dan mengubah citra negaranya. Tujuan besar dari visi ini adalah mengurangi ketergantungan pada penjualan minyak mentah.
"Meskipun belanja modal di sektor minyak kemungkinan akan menyusut sebesar USD40 miliar antara saat ini dan tahun 2028, gas alam terus menjadi kontributor utama bagi rencana dekarbonisasi, pembangunan ekonomi, dan diversifikasi negara ini,” ujar Kepala Penelitian Ekuitas CEEMEA di Goldman Faisal AlAzmeh.
Dengan harga minyak mentah Brent saat ini berada di kisaran USD80 per barel dan produksi minyak Saudi turun menjadi sekitar 9 juta barel per hari, kerajaan tersebut menghadapi ancaman meningkatnya defisit anggaran.
Pendapatan minyak pemerintah telah turun sekitar sepertiga dari tingkat pada tahun 2022, ketika harga minyak rata-rata hampir USD100 per barel. Kekurangan anggaran Arab Saudi pada kuartal kedua mencapai 15,3 miliar riyal menunjukkan betapa ketergantungan pemerintah pada pendapatan hidrokarbon. Pihak berwenang memperkirakan anggaran akan berada di zona merah setidaknya untuk beberapa tahun.
defisit melebar
Penelitian Goldman memperkirakan defisit akan melebar menjadi 4,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini, naik dari 2 persen pada tahun lalu. Namun, kemajuan dalam pembiayaan sektor-sektor baru terus meningkat, seiring dengan peningkatan investasi energi terbarukan.
Energi ramah lingkungan diperkirakan menerima pendanaan sebesar USD235 miliar, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar USD148 miliar. Hal ini karena kenaikan kapasitas energi ramah lingkungan sebanyak lebih dari dua kali lipat pada akhir dekade ini.