Harga Emas Bakal Terpeleset Pascasentuh Rekor Harga Tertinggi

Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.

Harga Emas Bakal Terpeleset Pascasentuh Rekor Harga Tertinggi

Husen Miftahudin • 6 August 2024 10:55

Jakarta: Harga emas hari ini diprediksi akan mengalami penurunan. Menurut analisis Dupoin Indonesia Andrew Fischer, harga emas telah mencapai puncaknya, sehingga kemungkinan besar akan mengalami koreksi harga.
 
"Harga emas telah mencapai puncaknya beberapa waktu lalu, sehingga wajar jika terjadi koreksi harga. Koreksi ini terjadi sebagai respons alami pasar setelah periode kenaikan yang signifikan," ucap Fischer dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 6 Agustus 2024.
 
Dengan harga yang sudah berada di level tertinggi, lanjut dia, potensi kenaikan lebih lanjut menjadi terbatas dan memicu aksi jual oleh para investor yang ingin mengamankan keuntungan mereka.
 
Dari sisi teknikal, Fischer menggunakan analisis trendline dan candlestick untuk memperkuat prediksinya. Analisis trendline menunjukkan bahwa harga emas cenderung mengikuti garis tren menurun setelah mencapai puncaknya.
 
Selain itu, pola candlestick terbaru juga mengindikasikan adanya tekanan jual yang kuat di pasar emas. Kombinasi dari kedua metode ini memberikan gambaran yang lebih jelas bahwa harga emas kemungkinan besar akan terus menurun dalam waktu dekat.
 
Selain analisis teknikal, Fischer juga mengamati kondisi pasar global yang turut berkontribusi pada penurunan harga emas. Pada Senin, harga emas anjlok lebih dari satu persen, terjebak dalam arus aksi jual pasar global yang lebih luas yang didorong oleh meningkatnya kekhawatiran ekonomi.
 
Harga emas spot turun 1,6 persen menjadi USD2.403,39 per ons, sementara harga emas berjangka AS turun 1,0 persen menjadi USD2.444,10 per ons. Ini menunjukkan adanya tekanan jual yang signifikan di pasar emas, meskipun emas biasanya dianggap sebagai safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Lebih dari 1%
 

Kekhawatiran ekonomi AS alami resesi

 
Kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat menyusul data ekonomi yang lemah minggu lalu telah menyebar ke seluruh pasar global, termasuk emas. Aksi jual tidak hanya terjadi pada emas, tetapi juga pada komoditas lain seperti perak, platinum, dan paladium.
 
Harga perak spot turun 4,9 persen menjadi USD27,15 per ons, sementara platinum turun 4,4 persen menjadi USD916,05 per ons, dan paladium turun 3,4 persen menjadi USD859,25 per ons. Penurunan harga pada logam-logam tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas permintaan industri yang melemah.
 
Meskipun prediksi jangka pendek menunjukkan penurunan, Fischer juga menekankan emas masih memiliki potensi untuk menguat di masa depan. Ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut, serta ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve, dapat menjadi faktor pendorong bagi harga emas.
 
Saat ini, pasar memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin dalam pertemuan bulan September mendatang. Jika hal ini terjadi, emas dengan imbal hasil nol dapat kembali menarik minat investor sebagai aset safe haven.
 
"Secara keseluruhan, harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan yang berkelanjutan dalam jangka pendek. Namun, potensi penguatan di masa depan tetap ada mengingat ketidakpastian ekonomi dan ekspektasi kebijakan moneter yang mendukung," tutup Fischer.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)