Dolar AS Tergelincir

Dolar AS. Foto: MI/Usman Iskandar.

Dolar AS Tergelincir

Husen Miftahudin • 8 February 2024 09:26

New York: Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) melemah lebih lanjut pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) karena mengkonsolidasikan pemantulan dalam beberapa hari terakhir dari data ekonomi AS yang sangat kuat dan penolakan dari pejabat Federal Reserve terhadap ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
 
Dolar AS juga melemah dari level tertingginya dalam hampir tiga bulan terhadap euro pada Selasa, bahkan ketika taruhan pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Fed pada Maret mendatang telah meningkat empat poin persentase dalam dua hari terakhir.
 
Sementara, imbal hasil Treasury, yang seringkali menjadi faktor kekuatan dolar AS ketika menarik investasi asing, juga meningkat.
 
Mengutip Xinhua, Kamis, 8 Februari 2024, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,15 persen menjadi 104,057.
 
Euro naik 0,18 persen menjadi USD1,0775 per USD, setelah melemah pada Selasa ketika menyentuh USD1,0722, level terendah sejak 14 November 2023.
 
Analis menunjuk pada faktor teknis yang menyebabkan kemunduran dolar AS, menyusul reli dua hari sebesar 1,4 persen terhadap euro.
 
Data ketenagakerjaan AS yang kuat secara tak terduga serta retorika yang lebih hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell memukul spekulasi penurunan suku bunga secepatnya pada Maret mendatang.

Baca juga: Rupiah Libas Dolar ke Level Rp15.635/USD
 

Peluang penurunan suku bunga Fed

 
Imbal hasil Treasury AS memperoleh sedikit dukungan pada Rabu setelah jatuh dari level tertinggi minggu ini karena permintaan yang kuat pada penjualan obligasi tiga tahun yang baru, menghilangkan beberapa dukungan terhadap dolar AS.
 
Pedagang saat ini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 18,5 persen pada Maret 2024, naik dari 14,5 persen pada Senin, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Pada awal tahun taruhan melihat peluang 68,1 persen.
 
Dolar naik tipis 0,13 persen terhadap yen menjadi 148,125, setelah ambruk 0,49 persen pada Selasa. Pasangan mata uang ini cenderung sangat sensitif terhadap pergerakan imbal hasil Treasury.
 
Sterling naik 0,24 persen terhadap dolar AS menjadi USD1,2629 setelah harga rumah yang lebih tinggi di Inggris mendukung spekulasi Bank of England tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)