Rupiah Melemah ke Rp15.920/USD di Rabu Sore

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.

Rupiah Melemah ke Rp15.920/USD di Rabu Sore

Husen Miftahudin • 3 April 2024 20:56

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 3 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.920 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 23 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp15.897 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok akan kembali mengalami pelemahan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.910 per USD hingga Rp15.960 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Ia pun membeberkan penyebab ciutnya rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Greenback melonjak

 
Ibrahim menuturkan, greenback melonjak dalam beberapa sesi terakhir karena beberapa pejabat Fed memperingatkan bank sentral dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja.
 
Isyarat lebih lanjut mengenai hal tersebut akan dirilis pada Jumat ini, dengan data nonfarm payrolls untuk Maret. Angka tersebut secara konsisten melampaui ekspektasi dalam beberapa bulan terakhir, di tengah kekuatan yang terus-menerus dalam sektor tenaga kerja AS.
 
"Selain itu, selera risiko (risk appetite) mendapat pukulan baru pada hari Rabu setelah gempa bumi di Taiwan menghancurkan infrastruktur pulau tersebut dan pabrik-pabrik pembuat chip terkemuka, serta memicu peringatan Tsunami di beberapa bagian Jepang," papar Ibrahim.
 
Data PMI swasta pada Rabu menunjukkan pertumbuhan di sektor jasa Tiongkok membaik pada Maret. Angka tersebut muncul hanya beberapa hari setelah PMI resmi sektor manufaktur Tiongkok positif, yang menandakan membaiknya kondisi ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
 
Baca juga: Rupiah Merosot, Tembus Rp15.900/USD
 

Inflasi masih dalam target

 
Adapun, tingkat inflasi Indonesia pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,52 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau mencapai 3,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Para ekonom memprediksi inflasi pada April 2024 masih tinggi.
 
Realisasi inflasi pada Maret 2024 masih berada dalam kisaran target tahun ini yaitu 1,5 persen sampai 3,5 persen. Namun, angka ini merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2023, dengan harga-harga pangan mengalami kenaikan paling signifikan dalam 18 bulan terakhir, bertepatan dengan Ramadan dan sebelum perayaan Idulfitri.
 
Peningkatan inflasi pada Maret 2024 terutama didorong oleh inflasi harga bergejolak, khususnya harga makanan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di sisi penawaran dan permintaan.
 
Selain itu, pasokan bahan makanan domestik terus terganggu akibat dampak El Nino yang masih berlangsung, meskipun pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
 
Sementara permintaan bahan makanan meningkat karena dampak musiman dari Ramadan dan ada potensi berlanjutnya risiko inflasi jangka pendek, terutama pada April 2024 yang bertepatan dengan momentum Idulfitri.
 
Sedangkan, risiko inflasi terkait harga pangan akan berkurang seiring dengan berkurangnya efek El Nino pada semester kedua 2024. Akan tetapi, tekanan inflasi pada semester II-2024 dapat muncul dari inflasi inti akibat penerapan cukai plastik dan minuman kemasan berpemanis.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)