Ilustrasi. Foto: MI/Pius Erlangga
Annisa Ayu Artanti • 3 April 2024 10:01
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah. Bahkan, pagi hari ini terpantau sudah tembus Rp15.900 per USD.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu, 3 April 2024, rupiah merosot 26 poin atau 0,16 persen pagi ini menjadi Rp15.923 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 27 poin atau 0,16 persen menuju level Rp15.921 per USD.
Pada penutupan perdagangan kemarin rupiah masih berada di level Rp15.894 per USD. Adapun hari ini diperkirakan pergerakan rupiah berada di kisaran Rp15.894 hingga Rp15.930 per USD.
Rupiah diprediksi kembali melemah
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan kembali mengalami pelemahan.
Untuk perdagangan besok, kata dia, rupiah akan cenderung fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.880 per USD hingga Rp15.940 per USD.
Ia pun membeberkan beberapa penyebab pelemahan rupiah dipicu dari faktor eksternal maupun internal.
Dari eksternal, terkait data ISM manufaktur AS yang naik. angka indeks manajer pembelian manufaktur ISM yang secara tak terduga naik ke angka 50,3 dari 47,8. Pembacaan indeks melampaui 50, yang mengindikasikan ekspansi di bidang manufaktur, untuk pertama kalinya sejak September 2022.
"Karena produksi meningkat tajam dan pesanan baru meningkat, menyoroti kekuatan perekonomian dan menimbulkan keraguan mengenai waktu penurunan suku bunga The Fed," papar dia.
Data manufaktur yang kuat membuat imbal hasil Treasury AS lebih tinggi, dengan imbal hasil obligasi bertenor dua tahun dan 10 tahun naik ke level tertinggi dalam dua minggu, sehingga meningkatkan dolar AS.
Pasar pantau posisi utang pemerintah
Di sisi lain, jelas Ibrahim, pasar terus memantau tentang posisi utang pemerintah, yang tercatat berada di angka Rp8.319,2 triliun hingga 29 Februari 2024.
Jumlah ini naik dari posisi akhir Januari, yang senilai Rp8.253,09 triliun atau bertambah Rp66,13 triliun dalam kurun waktu satu bulan.
Adapun, utang pemerintah ini setara dengan 39,06 persen produk domestik bruto (PDB) dan melanjutkan tren tertinggi sepanjang masa.
Sedangkan, dalam buku APBN Kita edisi Maret 2024 mencatat rasio utang pada Februari masih di bawah batas aman rasio utang sesuai dengan Undang-Undang (UU) No. 17/2023 yang sebesar 60 persen. Pengelolaan portofolio utang berperan besar dalam menjaga kesinambungan fiskal secara keseluruhan.
Pengelolaan utang yang disiplin turut menopang hasil asesmen lembaga pemeringkat kredit (S&P, Fitch, Moody’s, R&I, dan JCR) yang hingga saat ini tetap mempertahankan
sovereign rating Indonesia pada level
investment grade di tengah dinamika perekonomian global dan volatilitas pasar keuangan.