Ilustrasi perdagangan saham. Foto: dok MI/Andri Widiyanto.
Ade Hapsari Lestarini • 3 September 2025 12:43
Jakarta: Rebound saham adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi saat harga saham yang sebelumnya turun drastis atau bearish, dan mulai mengalami kenaikan lagi.
Melansir laman Ajaib, dalam dunia olahraga, rebound merupakan pantulan bola yang berhasil ditangkap setelah gagal masuk ke ring basket. Sementara di dunia saham, rebound berarti pemulihan harga saham setelah mengalami penurunan.
Apa itu rebound saham?
Sedangkan laman
Indodax mengulas,
rebound menjadi titik balik harga yang mulai meningkat kembali setelah tertekan. Biasanya berkaitan erat dengan pergerakan pasar saham yang melemah.
Perlu diingat,
rebound tidak terjadi setiap waktu, tetapi hanya pada momen-momen tertentu. Artinya,
rebound saham hanya akan muncul jika sebelumnya terjadi tren penurunan atau pelemahan harga.
Penyebab rebound saham
Rebound terjadi usai harga saham mengalami penurunan yang tajam. Lalu, apa yang menyebabkan harga saham bisa
rebound? Berikut dua alasannya, dilansir laman
Ajaib:
1. Investor mulai membeli kembali saham
Saat harga saham turun, banyak investor memilih menjual sahamnya agar tidak merugi. Di sisi lain, ada juga investor yang melihat penurunan harga sebagai peluang untuk membeli harga saham dengan murah.
2. Sentimen positif di pasar
Sentimen positif dari berita atau kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini sering menjadi pemicu bagi pasar untuk berbalik arah dari penurunan menuju pemulihan.
Ilustrasi. Foto: Freepik
Ciri-ciri rebound saham
Momentum
rebound saham dapat dimanfaatkan untuk meraih imbal hasil yang optimal. Penting bagi Anda untuk tidak melewatkan peluang tersebut. Berikut beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali untuk mendeteksi saham akan
rebound, dilansir laman
Indodax:
1. Kondisi market normal
Tanda pertama yang menunjukkan kemungkinan
rebound adalah ketika pasar berada dalam kondisi stabil. Dalam hal ini, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) tidak sedang terpengaruh oleh sentimen besar yang mengganggu pasar secara keseluruhan. Jika saham-saham mulai bergerak naik selama dua hari berturut-turut maka hal itu dapat menjadi sinyal awal IHSG mungkin akan mengalami
rebound, dan Anda sebaiknya mulai bersiap.
2. Indeks saham AS menguat
Tanda selanjutnya ketika indeks saham AS, seperti Nasdaq dan Dow Jones, menguat secara signifikan. Kinerja kuat dari saham-saham AS dapat menjadi indikator IHSG juga berpotensi
rebound keesokan harinya. Maka dari itu, memantau penutupan saham AS bisa membantu mengidentifikasi peluang di pasar domestik.
3. IHSG menerima sentimen positif
Selain itu, Anda juga dapat mengamati apakah IHSG mendapatkan sentimen positif setelah mengalami penurunan tajam. Ketika sentimen positif muncul, investor dan
trader cenderung lebih percaya diri untuk kembali membeli saham yang harganya terdiskon. Contoh sentimen positif yang bisa memicu
rebound adalah kebijakan
tax amnesty, yang dapat memberikan stimulus ekonomi dari pemerintah.
4. Karakteristik saham rebound
Memahami karakteristik saham
rebound adalah kunci untuk memanfaatkan momen ini secara maksimal. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan agar tidak melewatkan peluang berharga tersebut.
5. Sentimen positif setelah penurunan tajam
Sentimen positif sering kali muncul setelah IHSG mengalami penurunan tajam. Ini dapat berupa berita baik atau kebijakan ekonomi yang mendukung, seperti program
tax amnesty atau stimulus dari pemerintah. Ketika sentimen positif ini hadir, kepercayaan investor untuk membeli saham yang telah mengalami penurunan harga akan meningkat. Hal itu kemudian dapat meningkatkan permintaan saham dan mendorong terjadinya
rebound.