Rusia Umumkan Jeda Perundingan, Zelensky Sebut Putin Incar Seluruh Wilayah Ukraina

Presiden AS Donald Trump ingin menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022. (Anadolu Agency)

Rusia Umumkan Jeda Perundingan, Zelensky Sebut Putin Incar Seluruh Wilayah Ukraina

Willy Haryono • 13 September 2025 14:05

Moskow: Rusia menyatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina sedang “ditangguhkan,” sementara Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Presiden Vladimir Putin masih berambisi menguasai seluruh Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku mulai kehilangan kesabaran terhadap Putin. NATO juga mengumumkan akan memperkuat pertahanan di sayap timur setelah sejumlah drone Rusia ditembak jatuh di wilayah udara Polandia pekan ini.

Langkah Rusia ini menjadi pukulan terbaru bagi diplomasi yang terus tersendat, bahkan setelah Moskow menggelar latihan militer besar bersama sekutunya, Belarus.

Meski Trump sempat memaksa kedua pihak untuk duduk dalam pembicaraan langsung dan bahkan menjamu Putin di Alaska, tidak ada kemajuan berarti menuju akhir perang yang dimulai dengan invasi Rusia pada Februari 2022.

Kremlin menegaskan bahwa tentara Rusia telah memperoleh wilayah baru, sementara Putin bersumpah akan terus berperang jika tuntutannya, termasuk penyerahan wilayah tambahan oleh Ukraina, tidak dipenuhi.

“Negosiator kami masih memiliki jalur komunikasi. Namun untuk saat ini, mungkin lebih tepat menyebutnya sebagai jeda,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan.

“Anda tidak bisa memakai kacamata berwarna mawar dan berharap proses negosiasi segera membuahkan hasil,” tambahnya, dikutip dari Arab News, Sabtu, 13 September 2025.

Berbicara dalam sebuah konferensi di Kyiv, Zelensky menegaskan bahwa Barat seharusnya tidak mempercayai Putin.

“Tujuan Putin adalah menduduki seluruh Ukraina. Tidak peduli apa yang ia katakan kepada siapa pun, jelas bahwa ia telah menggerakkan mesin perang sedemikian rupa sehingga tidak bisa berhenti kecuali dipaksa mengubah tujuan pribadinya secara mendasar,” ujar Zelensky.

Ia juga menyerukan kepada sekutu Barat agar mendorong Tiongkok menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan ofensif Moskow.

Ancaman Sanksi

Trump, yang berulang kali mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia namun belum merealisasikannya, mengakui bahwa kesabarannya menipis.

“Kesabaran itu hampir habis, habis dengan cepat. Tapi tentu perlu dua pihak untuk berdansa,” kata Trump kepada Fox News.

“Luar biasa. Saat Putin ingin (berunding), Zelensky tidak. Saat Zelensky mau, Putin tidak. Sekarang Zelensky ingin, dan Putin jadi tanda tanya. Kami harus bertindak sangat, sangat tegas,” lanjut Trump.

Ukraina menolak melakukan konsesi teritorial sebagai syarat kesepakatan dan mendorong pertemuan langsung antara Zelensky dan Putin untuk memecah kebuntuan.

Namun, Putin praktis menolak opsi itu dan mengancam akan menyerang tentara Barat yang mungkin dikirim sebagai pasukan penjaga perdamaian tanpa persetujuannya.

Sejak invasi dilancarkan, perang telah menewaskan puluhan ribu orang di Ukraina, memaksa jutaan warga mengungsi, serta menghancurkan sebagian besar wilayah timur dan selatan negara tersebut.

Baca juga:  Kremlin Tegaskan Tak Ada Sanksi yang Dapat Ubah Posisi Rusia atas Perang Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)