Puluhan ribu orang berunjuk rasa menentang pemerintahan Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Beograd, Sabtu, 15 Maret 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 16 March 2025 14:03
Beograd: Setidaknya 100.000 orang turun ke Beograd pada hari Sabtu untuk melakukan unjuk rasa massal yang dianggap sebagai puncak dari aksi protes selama berbulan-bulan terhadap Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan jajaran pemerintahannya.
Mengutip dari PBS News Hour, Minggu, 16 Maret 2025, kerumunan besar pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera memadati daerah pusat kota meski hujan sesekali turun, dengan orang-orang hampir tidak dapat bergerak dan banyak yang terjebak ratusan meter dari tempat protes.
Menyusul insiden yang tampaknya sporadis antara pengunjuk rasa dan polisi, mahasiswa — yang telah memimpin protes damai selama empat bulan terakhir — tiba-tiba menyerukan diakhirinya demonstrasi pada hari Sabtu, dengan mengatakan bahwa mereka tidak lagi dapat menjamin keamanan di unjuk rasa tersebut.
Sebagian besar pengunjuk rasa bubar, tetapi ribuan orang tetap berada di jalan saat ketegangan meningkat.
Polisi mengatakan kerumunan mencapai 107.000 orang pada puncak protes. Media independen Serbia menggambarkan unjuk rasa itu sebagai yang terbesar yang pernah ada di negara itu, dengan mengatakan jumlahnya jauh lebih tinggi. Semua transportasi umum di Beograd dibatalkan karena para pengunjuk rasa mengalir ke kota dari berbagai arah.
Unjuk rasa ini adalah bagian dari gerakan antikorupsi nasional yang meletus setelah kanopi beton runtuh di sebuah stasiun kereta api di utara Serbia pada bulan November yang menewaskan 15 orang.