Eropa Bergejolak, Ribuan Orang Tuntut Bebaskan Aktivis Armada Global Sumud Flotilla

Protes menentang Israel yang menyerang armada Global Sumud Flotilla. Foto: Anadolu

Eropa Bergejolak, Ribuan Orang Tuntut Bebaskan Aktivis Armada Global Sumud Flotilla

Muhammad Reyhansyah • 3 October 2025 10:05

Gaza: Puluhan ribu orang turun ke jalan di berbagai kota Eropa pada Kamis, 2 Oktober 2025 untuk mengecam serangan Israel terhadap Global Sumud Flotilla, armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Armada tersebut diserang dan disita oleh angkatan laut Israel pada 1 Oktober saat mendekati perairan Gaza.

Dikutip dari Anadolu, Jumat, 3 Oktober 2025, penyelenggara menyebut flotilla ini sebagai upaya terkoordinasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir untuk mengirim bantuan lewat jalur laut. Angkatan laut Israel dilaporkan merebut puluhan kapal serta menahan ratusan penumpang, termasuk warga negara Eropa.

Aksi Lintas Negara

Di Prancis, ribuan orang berkumpul di Place de la Republique, Paris, mengibarkan bendera Palestina sambil meneriakkan “Israel keluar, Palestina bukan milikmu” dan “Hidup Palestina.” Mereka menuntut pembebasan aktivis, termasuk warga Prancis, yang masih ditahan di Israel.

Di Belgia, massa menggelar aksi di depan Kementerian Luar Negeri dan bergerak menuju Luxembourg Square, tepat di depan Parlemen Eropa. Sambil mengenakan kefiyeh, pengunjuk rasa meneriakkan “Free Palestine” dan “Solidarity with Palestine.” Mereka mendesak pemerintah Belgia serta institusi Uni Eropa meningkatkan dukungan bagi flotilla dan rakyat Palestina. Di Spanyol, aksi serentak digelar di 24 kota besar. Ribuan orang memadati Madrid dan Barcelona, menuntut pembebasan tahanan flotilla dan sanksi tegas terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Teriakan “Boikot Israel” dan “Hentikan genosida” menggema di ibu kota. 

Di Barcelona, keluarga aktivis Catalonia yang ditahan bergabung menuntut langkah diplomatik segera. Aksi juga berlangsung di Valencia, Pamplona, Toledo, Seville, dan Bilbao.

Ketegangan turut merambah politik lokal. Di parlemen regional Madrid, partai kiri Mas Madrid mengibarkan bendera Palestina, memicu perdebatan dengan anggota Partai Populer. Sementara itu, parlemen Aragon mengheningkan cipta untuk Gaza, meski perwakilan partai sayap kanan Vox memilih walkout.

Di Swiss, ribuan orang berunjuk rasa di Geneva serta kota-kota lain seperti Bern, Basel, Lugano, Lucerne, dan Zurich. Aksi di Geneva berlangsung damai di bawah pengawasan ketat polisi.

Di Inggris, ratusan orang berkumpul di Parliament Square, London, lalu bergerak ke Whitehall. Sejumlah sopir bus membunyikan klakson sebagai tanda dukungan, meski aksi kemudian dihalangi polisi sehingga memicu bentrokan dan beberapa penangkapan.

Di Yunani, ribuan pengunjuk rasa berbaris menuju Kedutaan Besar Israel di Athena. Aksi serupa terjadi di Thessaloniki, Patras, Chania, Lesbos, Chios, Volos, dan Larissa, dengan tuntutan pembebasan 27 warga Yunani yang ditahan di flotilla.

Di Spanyol, Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares melakukan “diplomasi telepon” dengan sejumlah mitra, termasuk Turki, Belgia, Irlandia, Brasil, dan pejabat kebijakan luar negeri Uni Eropa, untuk mendorong sikap bersama membela para aktivis flotilla.


Blokade Gaza

Komite Internasional untuk Membongkar Blokade Gaza (ICBSG) menyebut Israel telah menyita 22 kapal, sementara 19 lainnya kemungkinan besar juga diserang. Dari empat kapal tersisa, dua kembali ke pelabuhan, satu kapal masih tertahan karena kendala teknis, dan kapal Marinet melanjutkan perjalanan meski masih jauh dari Gaza.

Flotilla yang membawa bantuan medis dan kemanusiaan itu berlayar pada akhir Agustus. Sekitar 50 kapal berangkat bersama-sama, sesuatu yang belum terjadi selama bertahun-tahun.

Israel telah memberlakukan blokade di Gaza selama hampir 18 tahun, memperketatnya sejak Maret lalu dengan menutup perlintasan perbatasan serta menghentikan masuknya pangan dan obat-obatan. Kondisi ini mendorong krisis kelaparan di wilayah berpenduduk 2,4 juta jiwa tersebut.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 66.200 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat bombardir Israel. PBB dan lembaga hak asasi manusia berulang kali memperingatkan Gaza kian tidak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit menyebar cepat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)