Memiliki Arti Kelamin Wanita, Jajanan Tradisional Jepara Ini Punya Rasa Perpaduan Gurih dan Manis

Turuk Bintul jadi jajanan khas Jepara dengan nama unik. Metrotvnews.com/Rhobi Shani

Memiliki Arti Kelamin Wanita, Jajanan Tradisional Jepara Ini Punya Rasa Perpaduan Gurih dan Manis

Rhobi Shani • 6 October 2025 06:31

Jepara: Nama "Turuk Bintul" mungkin terdengar aneh dan sedikit jorok di telinga kebanyakan orang. Namun, jajanan tradisional khas Jepara ini justru menyimpan cita rasa gurih yang legit di balik namanya yang unik. Suyati, penjual Turuk Bintul asal Kedungsarimulyo, Welahan, Jepara mengakui keunikan nama jajanannya. 

"Dari dulu memang namanya demikian, sedikit jorok," ungkap Suyati, Selasa, 5 Oktober 2025.

Dalam bahasa Jawa, kata "turuk" memang merujuk pada alat kelamin perempuan. Sementara "bintul" berarti bercak atau bekas tonjolan pada kulit manusia. Meski memiliki nama yang tidak biasa, Turuk Bintul telah menjadi kuliner turun-temurun di Jepara. Suyati mengaku tidak mengetahui pasti asal-usul penamaan makanan ini. 

"Sudah turun temurun, sejak saya lahir memang sudah begitu," kata Suyati.

Setiap hari, Suyati berjualan dari pagi hingga siang di Pasar Tradisional Welahan. Ia membuka lapaknya dari pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB untuk menjajakan jajanan tradisional ini. Proses pembuatan Turuk Bintul terbilang sederhana namun penuh ketelatenan. Makanan ini terbuat dari campuran beras ketan dan kacang tolo yang dimasak setengah matang.

"Ketan dan kacang tolo dimasak setengah matang, kemudian diguyur menggunakan santan hingga menyatu," jelas Suyati. Proses ini membuat rasa gurih santan meresap sempurna.

Penyajian Turuk Bintul masih mempertahankan cara tradisional dengan pembungkus daun pisang. Di atas adonan ketan dan kacang tolo dibubuhi taburan parutan kelapa untuk menambah cita rasa.

"Untuk menambah rasa supaya tidak hambar," ujar Suyati mengenai fungsi parutan kelapa tersebut. Kombinasi rasa gurih dan tekstur lembut menjadi daya tarik utama jajanan ini.

Dalam sehari, Suyati mampu mengolah tiga kilogram beras ketan menjadi Turuk Bintul. Harga jualnya sangat terjangkau, hanya Rp 2.000 per bungkus. Selain Turuk Bintul, Suyati juga menjajakan berbagai kuliner tradisional lainnya seperti cetot, gethuk, dan gendar. 

"Pembelinya variatif, anak muda, orang tua juga membeli," kata Suyati tentang minat konsumen terhadap jajanan tradisional.

Keberagaman pembeli menunjukkan bahwa jajanan tradisional seperti Turuk Bintul masih memiliki tempat di hati masyarakat. Meski dengan nama yang unik, cita rasa autentiknya mampu bertahan menghadapi gempuran jajanan modern.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)