Ilustrasi. FOTO: dok MI
Angga Bratadharma • 5 September 2023 09:52
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa pagi terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.222 per USD. Mata uang Garuda butuh katalis positif baik dari dalam maupun luar negeri agar punya kekuatan untuk terus menguat.
Mengutip Investing.com, Selasa, 5 September 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi terlihat melemah di posisi Rp15.246 per USD. Rentang harian berada di Rp15.222 hingga Rp15.248 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.150 per USD.
Sementara itu, euro menguat terhadap safe-haven dolar AS pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Sentimen risiko membaik di tengah harapan stimulus kebijakan Tiongkok dapat menstabilkan perekonomian, sementara data pekerjaan AS meningkatkan spekulasi Federal Reserve mungkin akan mengakhiri kebijakan kenaikan suku bunganya.
Dengan pasar AS tutup pada Senin waktu setempat untuk libur Hari Buruh, likuiditas kemungkinan tipis dan para pedagang ragu-ragu untuk memasang taruhan besar. Euro naik 0,3 persen pada USD1,0800, turun dari level terendah 10 minggu yang dicapai minggu lalu terhadap greenback. Mata uang tunggal telah melemah hampir 12 persen pada musim panas ini.
Dolar AS melemah
Dolar AS, terhadap sejumlah mata uang termasuk euro, melemah 0,14 persen menjadi 104,09, namun tetap mendekati level tertinggi dua bulan di 104,44 yang dicapai pada 25 Agustus. Indeks menguat 1,7 persen di bulan Agustus, melampaui dua kenaikan sebelumnya -bulan kekalahan beruntun.
Sedangkan Tiongkok meningkatkan langkah-langkah untuk meningkatkan perekonomian negara yang melemah dengan Beijing merencanakan tindakan lebih lanjut termasuk melonggarkan pembatasan pembelian rumah. Kemudian data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada Agustus, namun tingkat pengangguran melonjak menjadi 3,8 persen.
Serangkaian data ekonomi yang menyoroti moderasi inflasi serta pelonggaran pasar tenaga kerja telah menambah kesan perekonomian AS sedang melambat tanpa melambat secara tajam. Hal ini pada gilirannya memperkuat harapan perekonomian akan menuju soft landing.
Pasar memperkirakan 93 persen kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunganya pada bulan ini, dan lebih dari 60 persen kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini, menurut CME FedWatch Tool.
"Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang G10 lainnya hari ini karena selera risiko membaik berkat langkah-langkah dukungan Tiongkok," kata Kepala Strategi Valas Rabobank Jane Foley.