Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 14 May 2025 09:41
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa kemarin mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membantu mewujudkan pertemuan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Turki. Permintaan bantuan disampaikan Zelensky yang menuduh Rusia tidak berniat serius dalam mengakhiri perang yang dimulai sejak Februari 2022.
Usulan tersebut disampaikan saat Zelensky menggelar konferensi pers di Kyiv, dua hari setelah Kremlin kembali menolak mengomentari ajakan pertemuan di Turki yang ditujukan langsung kepada Putin.
“Kami telah mengundang Presiden Trump untuk bergabung. Saya belum tahu keputusan Presiden AS, tapi jika beliau mengonfirmasi kehadiran, saya yakin itu akan menjadi dorongan tambahan bagi Putin untuk datang,” ujar Zelensky, seperti dilansir dari Macau News, Rabu, 14 Mei 2025.
Meski sebelumnya Putin sendiri sempat menyatakan keterbukaan terhadap pembicaraan langsung dengan Ukraina, Zelensky mengaku pesimistis akan niat baik tersebut.
“Saya percaya bahwa Putin tidak ingin perang ini berakhir, tidak ingin gencatan senjata, tidak ingin negosiasi apa pun,” ungkapnya.
Zelensky juga menyatakan komitmen Ukraina untuk mewujudkan pertemuan tersebut, sembari menyebut bahwa ketidakhadiran Putin akan menjadi sinyal jelas penolakan terhadap solusi damai.
Sebagai langkah tekanan tambahan, Kyiv mendesak Washington agar segera menjatuhkan paket sanksi paling berat terhadap Moskow jika Putin menolak hadir dalam pertemuan yang direncanakan di Turki.
“Ini harus menjadi paket sanksi yang paling kuat,” tegas Zelensky. Ia menambahkan bahwa penolakan terhadap pertemuan di Turki harus dilihat sebagai bukti bahwa memang “Rusia tidak ingin dan tidak akan mengakhiri perang.”
Sementara itu, Trump yang kini berada dalam lawatan ke kawasan Teluk, mengaku menyambut baik inisiatif di Turki dan menyatakan bahwa dirinya “mungkin akan hadir langsung.” (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Jelang Negosiasi di Turki, Eropa Siapkan Tekanan Tambahan bagi Rusia