Ilustrasi. Medcom
Candra Yuri Nuralam • 5 October 2025 15:32
Jakarta: Sidang terkait rasuah impor gula terus bergulir. Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sunardi Edy Sukamto menjadi saksi dan membeberkan soal impor gula.
"Selama saya jadi petani, sejak 1997, itu belum pernah produksi itu mencukupi kebutuhan gula konsumsi. Jadi, selama ini yang saya alami itu selalu impor untuk menutup kekurangan," kata Sunardi dalam persidangan yang dikutip Minggu, 5 Oktober 2025.
Hal tersebut dibeberkan Sunardi dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, pada Jumat, 3 Oktober 2025. Pernyataan tersebut mengonfirmasi praktik impor merupakan kebijakan berkelanjutan yang menjadi bagian sistem ketahanan pangan nasional. Saksi menjelaskan keputusan impor selalu didasarkan pada data resmi pemerintah.
"Data dari pemerintah yang dirilis setiap tahun itu di akhir giling itu data produksi disampaikan," kata Sunardi.
Mekanisme menegaskan impor bukan kebijakan yang diambil secara sembarangan, melainkan berdasarkan kajian data produksi dan konsumsi yang akurat. Sebagai contoh, pada 2016, produksi nasional hanya mencapai 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhan konsumsi mencapai 2,8 juta ton, sehingga impor menjadi solusi untuk memenuhi kekurangan 600 ribu ton tersebut.
Jenis gula yang diimpor juga menjadi pertimbangan penting untuk melindungi kepentingan petani domestik, seperti Gula Kristal Mentah (GKM).
"Sepanjang yang saya tahu, yang diimpor mayoritas gula mentah, dari tahun ke tahun, hanya sedikit sekali yang dalam bentuk gula putih," jelas saksi.
Dia menambahkan impor gula mentah lebih disukai karena memiliki rantai ekonomi yang lebih besar. "Kalau gula mentah diolah lagi di pabrik gula, nanti kan ada tempo untuk mengolah dan memasarkan itu, memang ada jedah waktu supaya tidak langsung masuk ke pasar. Itu sedikit membantu, supaya jangan sampai gula ini langsung membuat harga turun," jelas dia.
Meskipun impor terus berlangsung, saksi mengakui petani secara konsisten menyampaikan aspirasi.
"Kami sering keberatan dengan adanya impor, ya. Tetapi memang tidak pernah dipenuhi. Jadi, tetap saja impor, Pak. Karena alasannya pemerintah ini gula masih kurang, dan itu memang data dari kementerian," tutur dia.