PM Israel Benjamin Netanyahu. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 29 July 2025 06:43
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada satu pun warga Gaza yang mengalami kelaparan.
“Tidak ada kebijakan kelaparan di Gaza, dan tidak ada kelaparan di Gaza. Kami memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza selama perang berlangsung. Jika itu tidak dilakukan, maka seharusnya sudah tidak ada lagi orang di Gaza,” ujar Netanyahu, dikutip dari PBS News, Selasa, 29 Juli 2025.
Namun, klaim Netanyahu ini bertolak belakang dengan realita yang dilaporkan oleh para saksi di lapangan, data organisasi internasional, serta meningkatnya jumlah kematian akibat kelaparan.
Setelah mendapat tekanan internasional, Israel pada akhir pekan lalu mengumumkan penerapan jeda kemanusiaan, pengiriman bantuan lewat udara, dan langkah-langkah lain yang diklaim akan meningkatkan aliran bantuan kepada warga Palestina di Gaza.
Namun menurut warga setempat, hampir tidak ada perubahan nyata yang terjadi.
PBB menyebut langkah ini sebagai peningkatan bantuan berskala satu minggu. Hingga kini, Israel belum memberikan kepastian berapa lama kebijakan baru ini akan berlangsung.
“Bantuan yang dikirimkan dengan cara seperti ini adalah penghinaan bagi rakyat Palestina,” kata Hasan Al-Zalaan, seorang warga yang berada di lokasi pengiriman bantuan udara, tempat sebagian warga berebut bantuan sementara kaleng-kaleng kacang arab (chickpeas) yang penyok berserakan di tanah.
Israel bersikeras bahwa kelompok Hamas menjadi penghambat utama distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza. Tel Aviv menuding para militan Hamas menyedot sebagian besar bantuan untuk menopang kekuasaan mereka.
Namun, PBB membantah bahwa penjarahan bantuan terjadi secara sistematis dan menegaskan bahwa distribusi berjalan baik jika pasokan bantuan mencukupi.