Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle.
Husen Miftahudin • 20 May 2025 07:41
New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street sedikit berubah pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena pasar bereaksi terhadap meningkatnya kekhawatiran atas prospek fiskal negara itu menyusul penurunan peringkat kredit dan kemajuan rancangan undang-undang pajak dan belanja yang kontroversial.
Mengutip Xinhua, Selasa, 20 Mei 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 137,33 poin, atau 0,32 persen, menjadi 42.792,07. Indeks S&P 500 naik 5,22 poin, atau 0,09 persen, menjadi 5.963,6. Indeks Nasdaq Composite naik 4,36 poin, atau 0,02 persen, menjadi 19.215,46.
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor kesehatan dan barang kebutuhan pokok memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,96 persen dan 0,42 persen. Sementara itu, sektor energi dan barang kebutuhan pokok memimpin penguatan dengan penurunan masing-masing sebesar 1,55 persen dan 0,27 persen.
Pada Jumat malam, 16 Mei 2025, Moody's Ratings menurunkan peringkat kredit AS, menghapus peringkat kredit triple-A terakhirnya, dengan menyebutkan defisit fiskal yang terus-menerus dan meningkatnya biaya bunga sebagai faktor utama. Kekhawatiran tersebut meningkat setelah Komite Anggaran DPR menyetujui RUU pajak dan belanja Presiden AS Donald Trump. Moody's mengutip 'defisit fiskal yang terus-menerus dan besar' sebagai alasan penurunan peringkatnya.
"Kami tidak yakin pengurangan material selama beberapa tahun dalam pengeluaran wajib dan defisit akan terjadi akibat proposal fiskal saat ini yang sedang dipertimbangkan," tulis lembaga tersebut, mengacu pada rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran yang sedang dibahas di Kongres. Kesehatan keuangan AS kemungkinan akan memburuk karena beban utang dan bunga pemerintah meningkat.
Para ahli tampaknya tidak khawatir tentang keberlanjutan jangka panjang keuangan AS. "Tidak ada tanda-tanda adanya pembatasan defisit yang serius pada tahap ini," kata Jim Reid, seorang ahli strategi di Deutsche Bank.
"Penurunan peringkat utang AS oleh Moody's tidak memberi tahu investor apa pun yang belum mereka ketahui tentang kesulitan fiskal AS," tulis analis Bank of America dalam sebuah catatan.
Namun, penurunan peringkat dan perkembangan fiskal turut menyebabkan volatilitas di pasar obligasi. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun sempat naik ke 4,56 persen, level tertinggi dalam lebih dari sebulan, sebelum turun kembali ke 4,45 persen.
Baca juga: IHSG Masih Perkasa, 409 Saham Tebar Cuan Berlimpah |