BSMR kembali menegaskan pentingnya kompetensi manajer risiko di tengah dinamika industri keuangan. Dok. Istimewa
Jakarta: Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) kembali menegaskan pentingnya kompetensi manajer risiko di tengah dinamika industri keuangan. Sebanyak 67 profesional perbankan resmi menyandang gelar Certified Risk Management (CRM) setelah menuntaskan sertifikasi berjenjang.
Program ini dinilai strategis karena memastikan bankir Indonesia memiliki keahlian mengelola risiko secara tepat. Kapabilitas tersebut dibutuhkan agar perbankan tetap tangguh menghadapi ketidakpastian global dan potensi krisis.
“Program sertifikasi ini menjadi bukti nyata bahwa bankir Indonesia terus mengasah keahlian mereka dalam manajemen risiko,” ujar Direktur BSMR, Gandung, yang dikutip, Selasa, 2 September 2025.
Ia menambahkan, pemegang gelar CRM memegang peranan vital dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. BSMR juga menjalankan program pemeliharaan sertifikasi agar kompetensi para profesional tetap relevan.
Upaya ini penting mengingat risiko keuangan kini semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan model bisnis baru.
Kepala DPKP OJK, Nahor P. Hutahuruk, menekankan urgensi implementasi manajemen risiko yang prudent. “Peranan manajemen risiko menjadi suatu hal yang krusial bagi bank dan perlu diimplementasikan dengan baik dan efektif dalam menjalankan bisnisnya khususnya terhadap keberlangsungan usaha bank,” kata Nahor.
BSMR bersama Indonesia Risk Professional Association (IRPA) juga memberi penghargaan khusus kepada Prof. Dr. Muliaman D. Hadad. Ia dinobatkan sebagai “Bapak Manajemen Risiko Perbankan Indonesia” atas kontribusinya dalam memperkuat praktik manajemen risiko nasional.
“Kami memberikan gelar ini atas dedikasi dan peran sentral Bapak Muliaman dalam memajukan praktik manajemen risiko perbankan di Indonesia,” ungkap Ketum IRPA, Alan Yazid. Muliaman dikenal meletakkan fondasi penting sejak di Bank Indonesia hingga memimpin OJK.
Selama dua dekade, BSMR telah melahirkan ribuan bankir bersertifikasi yang menopang ketahanan perbankan nasional. Lembaga ini kini menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga kepercayaan publik pada sistem keuangan Indonesia.