Industri Keuangan RI Kuat: Suku Bunga Acuan Turun & Modal Perbankan Tetap Solid

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Industri Keuangan RI Kuat: Suku Bunga Acuan Turun & Modal Perbankan Tetap Solid

Ade Hapsari Lestarini • 29 August 2025 14:25

Jakarta: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00 persen demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi kebijakan moneter yang akomodatif, kekuatan modal industri perbankan nasional tetap solid.

Data BI menunjukkan posisi rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) industri perbankan nasional berada di 25,81 persen per Juni 2025. Suku bunga acuan yang lebih rendah serta modal bank yang kuat dinilai pengamat akan menjadi katalis positif untuk ekspansi kredit.

"Transmisi kebijakan moneter memang tidak bisa langsung terjadi dalam waktu singkat. Namun dengan CAR yang memadai, bank-bank punya ruang yang ample untuk menyalurkan kredit. At the end, dengan pertumbuhan kredit bisa tertranslasi menjadi pertumbuhan ekonomi," kata analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, dikutip Jumat, 29 Agustus 2025.

Leo juga menegaskan, kondisi permodalan sektor perbankan nasional yang solid tersebut menunjukkan ketahanan sektor keuangan Indonesia yang tinggi di tengah berbagai gejolak ekonomi makro global yang menantang. Pengamat juga melihat permodalan yang kuat tersebut dimiliki oleh berbagai bank tidak hanya bank-bank yang secara skala dan aset besar seperti bank KBMI IV tetapi juga pada bank-bank yang lebih kecil. Bahkan beberapa bank yang masuk kategori KBMI II memiliki kecukupan modal yang sangat tinggi melampaui industri.


Ilustrasi. Foto: Freepik
 

Baca juga: Industri Perbankan Solid: Kredit Tumbuh Positif, Permodalan Memadai
 

Kecukupan modal bank Korea terpenuhi


Salah satu contoh bank KBMI II yang memiliki rasio kecukupan modal di atas industri perbankan nasional adalah Bank Woori Saudara (BWS). Anak usaha Woori Bank Korea (WBK) yang beroperasi di Indonesia tersebut melaporkan Rasio Kecukupan Modal Tier-1 di 29,94 persen dan Rasio Total Modal di 31,1 persen per Juni 2025. Dengan modal inti utama (CET 1) mencapai Rp11,4 triliun per Juni 2025 dan kecukupan modal yang tinggi, BWS dinilai memiliki keunggulan strategis baik untuk segmen bank KBMI II maupun untuk kelompok bank-bank asal Negeri Ginseng.

"CAR yang tinggi menjadi pondasi kuat dan kemampuan yang besar bank untuk menyerap risiko kredit. Untuk kelompok bank-bank Korea seperti BWS yang memiliki dukungan kuat dari induk jadi punya fleksibilitas untuk ekspansi dan penguatan governance (tata kelola)," tambah Leo.

BWS secara konsisten mencatatkan kecukupan modal di atas industri. Sejak Juni 2024 sampai dengan Juni 2025 atau setahun terakhir BWS memiliki rasio kecukupan modal total di atas 30 persen atau lima poin persentase lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri bank nasional. Hal lain yang mencolok dari BWS selain permodalan yang kuat adalah kemampuan bank dalam menjaga bahkan meningkatkan marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi dan berdampak pada biaya atas dana (Cost of Fund/CoF) bank yang tinggi pula.

Adapun untuk periode Januari-Juni 2025, pendapatan bunga bersih BWS tercatat naik 4,14 persen menjadi Rp871,02 miliar, dengan NIM meningkat ke 3,29 persen. Capaian ini terjadi meski biaya dana industri perbankan secara umum meningkat. Menurut Leo, dengan adanya penurunan suku bunga acuan serta kondisi modal yang kuat menjadi peluang untuk industri perbankan kembali menggenjot penyaluran kredit dan mendongkrak NIM dengan catatan tetap mengedepankan prinsip manajemen risiko yang prudent.

"Pada akhirnya, bank yang punya modal kuat dan mampu jaga NIM saat kondisi ekonomi sedang bergejolak akan lebih tahan banting," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)