Ilustrasi mudik. Foto: Dok Jasa Marga
M Rodhi Aulia • 25 March 2025 11:19
Jakarta: Korlantas Polri mencatat adanya pergeseran waktu arus mudik lebih awal, yang dimulai sejak H-10 Lebaran atau pada Jumat, 22 Maret 2025. Perubahan ini diduga kuat dipengaruhi oleh kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai BUMN, yang mulai berlaku sejak Senin, 24 Maret 2025.
Dengan adanya kebijakan ini, puncak arus mudik yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 28-29 Maret 2025 diperkirakan dapat terurai lebih baik. Berikut adalah fakta-fakta penting terkait arus mudik tahun ini:
Kepala Korlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menyebut bahwa kebijakan WFA yang diterapkan pemerintah memberikan dampak signifikan terhadap pergeseran arus mudik. Dengan kebijakan ini, banyak pemudik yang memilih berangkat lebih awal untuk menghindari kepadatan pada puncak arus mudik.
"Bagus sekali pemerintah mengambil kebijakan cepat terkait Work From Anywhere. Jadi H - 10, traffic-nya sudah kelihatan naik," kata Agus dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 Maret 2025.
Baca juga: Arus Kendaraan dari Jakarta Menuju Jawa Mulai Meningkat
Berdasarkan data Jasa Marga, pergerakan kendaraan di jalan tol menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, jumlah kendaraan yang melintas di Tol Trans Jawa pada H-10 lebaran tercatat sebanyak 115 ribu. Sementara itu, pada 2025, jumlahnya melonjak menjadi 158 ribu kendaraan, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 37,5 persen.
"Maka dari itu, kebijakan ini adalah untuk mengurai pemudik pulang lebih dahulu. Sama dengan yang ke Sumatera. Melalui Bakauheni itu juga ada kenaikan H-10 kenaikannya 15,7 persen. H-9 itu 82 persen. Artinya kebijakan WFA ini adalah sangat tepat," ujar Agus.
Sebagai bagian dari strategi penguraian kemacetan, pemerintah memberlakukan larangan bagi kendaraan sumbu tiga untuk melintas selama Operasi Ketupat 2025. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kelancaran bagi para pemudik yang menggunakan jalur darat.
Selain kebijakan WFA dan larangan kendaraan sumbu tiga, pemerintah juga menyiapkan berbagai strategi untuk mengelola arus lalu lintas saat mudik. Beberapa skema yang akan diterapkan meliputi:
One way untuk memperlancar pergerakan kendaraan di jalan tol.
Contraflow sebagai alternatif pengurangan kepadatan di titik-titik rawan macet.
Ganjil-genap (Gage) guna membatasi jumlah kendaraan yang melintas dalam periode tertentu.
Korlantas Polri menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan arus mudik tahun ini bergantung pada kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, kementerian, lembaga terkait, dan para pemudik itu sendiri. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan perjalanan mudik tahun ini dapat berjalan lebih aman dan nyaman.
"Artinya bahwa negara, pemerintah, kementerian, lembaga, stakeholder fungsinya adalah kolaborasi sudah kita lakukan. Semoga mudik tahun ini adalah mudik yang aman, keluarga nyaman, selamat sampai tujuan," tutup Agus.