Ilustrasi pertanian. Medcom.id/Robhi Shani
Achmad Zulfikar Fazli • 10 June 2025 00:15
Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB University (Fateta IPB) menyatakan Fateta menjawab tantangan pembangunan sektor pertanian sebagaimana tertuang dalam visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum Himpunan Alumni Fateta IPB (HAF), Luhur Budijarso, menegaskan Fateta dan para alumninya berada di garis depan dalam mendorong sinergi antara riset, inovasi teknologi, dan kebutuhan nyata di lapangan.
Hal ini disampaikan Luhur menyikapi betapa pentingnya Fateta dibanding berubah menjadi sekolah teknik. Luhur mengatakan saat ini Indonesia menghadapi tantangan yang luar biasa besar dan pemerintah Presiden Prabowo melalui Asta Cita menekankan betapa pertanian ini menjadi garda terdepan.
“Pertanian akan menjadi garda terdepan sebagaimana arahan Pak Prabowo. Tantangan yang kita hadapi luar biasa besar, dan tidak bisa dijawab oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi seluruh elemen: pemerintah, akademisi, alumni, industri untuk menciptakan solusi yang konkret dan berkelanjutan,” ujar Luhur di sela Diskusi Akademik di IPB Convention Centre, Senin, 9 Juni 2025.
Sementara itu, Presiden International Union of Food Science and Technology, Prof. Aman Wirakartakusumah, menekankan peran krusial Fateta dalam pembangunan pertanian nasional yang berdaulat, berkelanjutan, dan berkeadilan. Menurut dia, Fateta sejak awal dirancang sebagai hibrida keilmuan antara teknik, ilmu alam, manajemen, dan teknologi, yang seluruhnya menjadi tulang punggung sistem pertanian modern dari hulu ke hilir.
Alumni IPB, menurut Prof Aman sudah mendunia, salah satunya Prof. Dr. Ir. Florentinus Gregorius Winarno yang sempat menjadi President Codex Alimentarius Commission (CAC) sebuah badan yang menetapkan standar mutu pangan di bawah FAO dan berkedudukan di Roma, Italia, selama dua periode di tahun 1991-1995. Nama besar Fateta ini cenderung dikerdilkan jika bertransformasi menjadi sekolah teknik.
“Tanpa teknologi, kita kehilangan jiwa pembangunan pangan. Dari pengelolaan lahan, air, pupuk, hingga pascapanen dan industri pengolahan, semuanya membutuhkan pendekatan berbasis sains dan teknologi,” jelas Prof. Aman, yang juga Guru Besar IPB.
Baca Juga:
FATETA IPB akan Bahas Refleksi Lintas Disiplin Atas Transformasi Keilmuan Pangan dan Pertanian |