Jateng Kehilangan Puluhan Ribu Ton Gabah Akibat Banjir

Foto udara penampakan banjir di Grobogan, Jawa Tengah. (MGN/Deo Dwi Fajar Hari)

Jateng Kehilangan Puluhan Ribu Ton Gabah Akibat Banjir

Media Indonesia • 21 February 2024 09:25

Semarang: Dampak banjir melanda Kabupaten Demak dan Grobogan, Jawa Tengah bakal kehilangan puluhan ribu ton gabah dan sebagian besar petani masih bingung menghadapi masa depan karena mengalami gagal panen.

Hari ini banjir melanda Kabupaten Demak sudah surut setelah dilakukan penambalan tanggul jebol di Sungai Wulan dan pemompaan air, meskipun belum sepenuhnya kering karena masih ada beberapa kawasan dan sawah terendam banjir, namun warga sebagian besar telah kembali dari pengungsian.

Jalur Pantura Demak-Kudus juga telah kering dan lalu lintas kembali dibuka. Sedangkan pengungsi yang sebelumnya bertahan di pinggiran jalan nasional itu juga mulai dipindahkan ke dalam yang lebih aman.

"Sekarang sudah bisa pulang setelah 12 hari mengungsi, tapi kami bingung menghadapi hidup ke depan," ujar Sunardi,45, warga Karanganyar, Kabupaten Demak.

Hal serupa juga diungkapkan Sunaryo, 50, warga lainnya yang sempat mengungsi di atas tanggul Sungai Wulan, karena 1,2 hektare sawah dimiliki dipastikan gagal panen karena hampir 15 hari terendam. Padahal Maret-April mendatang sudah masanya panen.
 

Baca: Banjir Grobogan, Ribuan Warga Mengungsi

"Simpanan gabah untuk cadangan pangan keluarga juga rusak terendam banjir kemarin," tambahnya.

Sebelumnya Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengungkapkan dampak banjir merendam Kabupaten Demak dan Grobogan menjadi pukulan berat bagi penyediaan pangan di provinsi ini, karena dari kedua daerah tersebut ada 7.000 hektare sawah terdampak banjir dan sebagian besar berpotensi gagal panen.

"Dampaknya cukup terasa ya, oleh karena itu saat ini Pemrov Jateng berkonsentrasi menyelamatkan tanaman padi terendam banjir agar masih ada panen," ujar Sumarno.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jateng Supriyanto mengungkapkan potensi gagal panen di Demak lebih besar dibandingkan Kabupaten Grobogan karena tanaman padi lebih lama terendam banjir.

"Di Demak sudah berminggu-minggu padi tidak bisa bernapas lagi dan mati, karena ketinggiannya masih diatas 60 sentimeter," imbuhnya.

Meskipun demikian, lanjut Supriyanto, di Kavuoaten Grobogan juga tidak lepas terancam gagal panen karena tanaman yang hanyut dan berdasarkan data sementara mencapai 440 hektare dari luar lahan terlaporkan 5.401 terdampak banjir. Sehingga untuk menghadapi kondisi ini Kementerian Pertanian telah menyiapkan bantuan benih dan pupuk.

Berdasarkan perhitungan, lanjut Supriyanto, kegagalan panen musim ini akibat banjir capai ribuan hektare, sehingga dengan asumsi setiap hektare dapat panen lima ton maka potensi kehilangan gabah mencapai puluhan ribu ton.

"Kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp345,6 juta dan sudah disetujui klaim asuransi pertanian oleh Jasindo Rp287 juta yakni Rp6 juta per hektare," tambahnya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)