Suku Bunga Tinggi Dorong Imbal Hasil Obligasi di Negara Berkembang Asia Timur

Ilustrasi. Foto: RBS.

Suku Bunga Tinggi Dorong Imbal Hasil Obligasi di Negara Berkembang Asia Timur

Fetry Wuryasti • 28 November 2023 11:51

Jakarta: Kondisi keuangan di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang melemah pada kuartal III-2023, di tengah ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu lebih panjang di Amerika Serikat (AS).

Sebagai respons terhadap tingginya tingkat suku bunga di AS, terjadi peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah di sebagian besar pasar kawasan ini, demikian menurut laporan baru oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).

Bank Sentral AS (US Federal Reserve) baru-baru ini memberikan sinyal akan menahan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu lebih panjang.

Hal ini berkontribusi pada pelemahan kondisi keuangan di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang antara 1 September sampai 10 November 2023, menurut edisi terbaru Asia Bond Monitor.

Lemahnya permintaan eksternal dan turunnya proyeksi pertumbuhan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), bersamaan dengan postur US Federal Reserve yang masih dalam pengetatan moneter, menyebabkan penurunan pasar saham regional dan mendorong kenaikan premium risiko.

"Tercatat aliran modal keluar di pasar saham dan obligasi kawasan ini. Dolar AS yang menguat berkat suku bunga AS yang lebih tinggi juga membebani mata uang regional," kata Kepala Ekonom ADB Albert Park dikutip dari dalam keterangan yang diterima, Selasa, 28 November 2023.

Adapun kawasan Asia Timur yang sedang berkembang meliputi perekonomian organisasi negara-negara anggota Asia Tenggara (ASEAN), Hong Kong, Tiongkok, dan Korea Selatan. ADB melihat inflasi lebih rendah di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut Albert, ini menjadi perkembangan yang bagus karena bank sentral di kawasan ini dapat lebih memiliki kelonggaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, pada saat bersamaan, bank-bank sentral ini tetap perlu mewaspadai gejolak keuangan di tengah suku bunga yang tetap tinggi untuk jangka waktu lebih panjang.

"Memperkuat fundamental ekonomi akan melindungi kestabilan keuangan dan mendukung pertumbuhan," kata dia.

Baca juga: Bank Sentral Eropa Diprediksi Tak Naikan Suku Bunga Lagi
 

Penerbitan obligasi tubuh subur


Adapun, penerbitan obligasi di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang tumbuh 8,6 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya menjadi USD2,5 triliun pada kuartal III-2023.

Obligasi dalam mata uang setempat yang beredar di kawasan meningkat 2,5 persen menjadi USD23,5 triliun. Obligasi pemerintah bertambah tiga persen, di tengah naiknya penerbitan dan mencapai porsi 62,4 persen dari total obligasi dalam mata uang setempat, yang beredar di kawasan. Obligasi perusahaan yang beredar naik 1,5 persen

Obligasi berkelanjutan yang beredar di ASEAN plus Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea (ASEAN+3), yang digunakan untuk membiayai proyek dan program dengan dampak lingkungan dan sosial positif, mencapai USD734,1 miliar pada akhir September, menyusul penerbitan yang cukup besar senilai USD57,3 miliar pada kuartal ketiga.

"ASEAN+3 menyumbang 36,3 persen dari total penerbitan obligasi berkelanjutan di dunia selama kuartal ketiga 2023, sehingga menjadikannya pasar obligasi berkelanjutan regional terbesar kedua di dunia. Pasar ASEAN berkontribusi 7,4 persen dari nilai penerbitan total oleh ASEAN+3," jelas Albert.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)