Ilustrasi energi panel surya. Foto: Medcom.id.
Jakarta: Pertamina New and Renewable Energy (NRE) menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih mencapai 6 GW pada 2029.
Target tersebut akan dikontribusikan dari gas to power dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti geothermal, tenaga surya, dan biogas. Hingga semester pertama 2024, kapasitas terpasang pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina sudah mencapai 2,6 GW.
“Pertamina memiliki strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan. Untuk itu Pertamina NRE memiliki peran sangat strategis dengan menjadi garda terdepan Pertamina untuk mengembangkan bisnis energi bersih dan bisnis baru,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 23 Juni 2024.
Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya di 2029, salah satunya kredit karbon ditargetkan terjual mencapai 19,2 juta ton setara CO2. September tahun lalu Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.
produksi nitrogen bersih
Kemudian, Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7.000 ton per tahun dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter pada 2029. Sedangkan pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan Listrik, perseroan menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh.
Dengan semua target tersebut, anggaran investasi yang disiapkan mencapai USD6,2 miliar pada tahun 2029. Angka itu naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun ini.
Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Pada 2023, perseroan membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6 persen yaitu menjadi USD411,5 juta.
Sedangkan EBITDA dan laba bersih berturut-turut mencapai sebesar UD331,77 juta dan USD146,60 juta, atau naik sebesar 11 persen dan 24 persen dibandingkan 2022.