Ketua KPK Setyo Budianto/Istimewa
Candra Yuri Nuralam • 16 March 2025 20:44
Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menilai operasi tangkap tangan (OTT) di Ogan Komering Ulu (OKU) sebagai ironi. Sebab, korupsi terjadi saat pemerintah gencar efisiensi.
"Sungguh ironis artinya bahwa di saat pemerintah sedang melakukan efisiensi di berbagai bidang, berbagai sektor, tapi ada konspirasi yang dilakukan antara eksekutif dan legislatif," kata Setyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Minggu, 16 Maret 2025.
OTT di OKU berkaitan dengan suap pengurusan proyek pada Dinas PUPR. Para tersangka memoduskan dana pokok pikiran (pokir) untuk memperkaya diri.
"Pokir ini hanya untuk kepentingan individu saja, untuk kepentingan perorangan dan kelompoknya, mengesampingkan kebutuhan dan kepentingan dari masyarakat secara luas," ucap Setyo.
Menurut Setyo, dana pokir merupakan tindakan rasuah yang masih terjadi sampai saat ini. Semua pejabat yang masih memainkan modus kotor itu diharap berhenti.
Baca: Ditangkap KPK, DPRD OKU Minta Fee Proyek 20% |