Ilustrasi. Foto: Dok MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 19 June 2025 10:01
Jakarta: Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat. Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, BI dinilai berhasil menjaga keseimbangan antara stabilitas dan peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai keputusan tersebut mencerminkan sikap kehati-hatian BI dalam menghadapi tekanan eksternal, seperti tensi geopolitik tinggi antara Israel dan Iran, tanpa mengabaikan kebutuhan domestik akan pemulihan ekonomi.
"Keputusan BI mempertahankan level BI Rate tetap 5,50 persen betul-betul tepat, terarah dan taktis. Yang juga perlu digaris bawahi, stance kebijakan moneter BI yang cenderung pro stability juga tetap dibarengi dengan stance kebijakan makroprudensial yang pro pertumbuhan," terangnya melalui keterangan tertulis, dikutip, Kamis, 19 Juni 2025.
Menurut Ryan, selama ekspektasi inflasi tetap terkendali dan nilai tukar rupiah stabil, ruang relaksasi moneter di masa depan masih terbuka. Hal itu bisa diwujudkan melalui pelonggaran suku bunga acuan maupun insentif likuiditas kepada perbankan guna mendorong ekspansi kredit.
"Ketika kebijakan moneter melalui jalur BI Rate sudah on the right track, maka juga terbuka ruang melanjutkan relaksasi kebijakan di jalur makroprudensial, misalnya memberikan insentif likuiditas kepada perbankan, sehingga ruang ekspansi kredit makin terbuka," kata Ryan.
Baca juga:
Langkah BI Tahan Suku Bunga Dinilai Win-win bagi Dunia Usaha, Ini Alasannya |