Hamas: Rakyat Turun ke Jalan Menyerukan Hentikan Perang dan Agresi

Warga di Beit Lahia, utara Gaza, berdemonstrasi di depan puing-puing bangunan pada 26 Maret 2025. Demonstrasi yang sangat langka di Gaza ini menuntut agar Hamas segera menghentikan peperangan. Foto: Ramez Habboub/Anadolu

Hamas: Rakyat Turun ke Jalan Menyerukan Hentikan Perang dan Agresi

Riza Aslam Khaeron • 28 March 2025 11:30

Gaza: Hamas menanggapi gelombang demonstrasi anti-pemerintah yang melanda Gaza dalam beberapa hari terakhir dengan menyatakan bahwa protes tersebut sebenarnya ditujukan kepada Israel, bukan terhadap pemerintahan mereka. Dalam pernyataan publik pertama sejak ribuan warga Gaza turun ke jalan, Hamas mengeklaim bahwa demonstrasi itu telah dimanipulasi musuh untuk melemahkan perlawanan.

"Demonstrasi adalah hal yang wajar dari orang-orang yang menghadapi pemusnahan, terhadap perang dan kehancuran," ucap pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan kepada saluran Al-Araby, Jumat, 28 Maret 2025.

Ia menuding bahwa pihak-pihak dengan agenda politik tertentu telah memelintir aksi tersebut seolah-olah diarahkan kepada Hamas.

"Orang-orang menyerukan penghentian agresi, namun musuh dan pihak-pihak lain dengan agenda politik sedang mengarahkan protes-protes spontan itu untuk melayani kepentingan pendudukan dan mencoba menggambarkan seolah-olah para demonstran melawan perlawanan," katanya merujuk pada Hamas dan kelompok bersenjata lain di Gaza.

Naim juga menyampaikan bahwa, "mereka yang mencoba menggambarkan protes ini sebagai penolakan terhadap Hamas adalah orang-orang yang selama bertahun-tahun telah melakukan hal yang sama dari kota-kota Arab dan Eropa untuk melayani kepentingan asing."

Ia menegaskan bahwa Hamas memahami rakyatnya memiliki keragaman politik dan menghormati perbedaan pandangan.

"Kami paham rakyat kami memiliki keragaman politik, dan kami melindungi semua pendapat, termasuk pandangan yang berseberangan," ujar Naim. "Tak ada seorang pun yang memiliki hak untuk melarang siapa pun menyuarakan opininya. Tapi rakyat turun ke jalan untuk menyerukan penghentian perang dan agresi."
 

Baca Juga:
Respons Hamas Terhadap Protes Oposisi: Penjajah Terus Mengintai, Mencoba Memecah Belah Kita

Pernyataan ini muncul sehari setelah ribuan warga Gaza menggelar demonstrasi di berbagai titik, termasuk di Beit Lahiya dan Kota Gaza. Massa meneriakkan slogan seperti "Hamas keluar" dan membawa poster bertuliskan "Hamas tidak mewakili kami." Mereka juga mendesak pembebasan sandera dan mengecam krisis kemanusiaan yang terjadi akibat perang berkepanjangan.

Namun, Hamas bersikukuh bahwa protes tersebut tidak mencerminkan ketidakpuasan terhadap kelompok mereka, melainkan kemarahan terhadap situasi yang disebabkan oleh perang dengan Israel.

Kelompok ini juga menuding bahwa Israel sedang memanfaatkan krisis internal untuk menciptakan kekacauan. "Pendudukan berusaha mengekspor krisisnya kepada kami dan melemparkan bola api ke arena internal," demikian bunyi pernyataan mereka.

Demonstrasi dalam skala besar seperti ini tergolong langka di Gaza, mengingat Hamas dikenal menindak keras pembangkangan. Namun dalam aksi kali ini, tidak terlihat adanya penindakan langsung dari aparat bersenjata, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai tanda melemahnya kontrol militer Hamas akibat serangan-serangan Israel.

Sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, Gaza mengalami kehancuran besar. Hamas dituduh menculik 251 sandera dan menyerang wilayah sipil Israel, memicu serangan balasan yang menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menimbulkan krisis kemanusiaan. Israel menuntut agar Hamas menyerah, membebaskan sandera, dan melepas kekuasaan di Gaza.

Sementara itu, Hamas menyatakan hanya akan membebaskan sandera jika Israel menyetujui penghentian perang total, penarikan pasukan dari Gaza, dan pertukaran tahanan. Ketika berita ini disusun, setidaknya 50,208 orang tewas di Gaza berdasarkan pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)