Tim pencari Myanmar bekerja keras temukan korban gempa. Foto: Xinhua.
Ade Hapsari Lestarini • 2 April 2025 19:42
Jakarta: Prospek ekonomi Thailand semakin suram setelah gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pada Jumat lalu. Gempa tersebut telah menambah tekanan bagi Bank of Thailand (BOT) untuk kembali menurunkan suku bunga pada April guna menopang ekonomi yang lesu.
Melansir The Edge Malaysia, Rabu, 2 April 2025, gempa bumi dengan kekuatan 7,7 Magnitudo tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.700 orang di Myanmar dan juga terasa kuat di Bangkok, Thailand.
Gempa ini mengakibatkan sedikitnya 18 orang meninggal di Bangkok, dan lebih dari 70 pekerja hilang di lokasi pembangunan gedung yang ambruk akibat gempa.
Indeks saham acuan Thailand pun tercatat turun hingga 1,7 persen pada perdagangan Senin waktu setempat, didorong oleh penurunan saham properti dan keuangan.
Meskipun Thailand terhindar dari kerusakan parah seperti di Myanmar, gempa bumi ini tetap menjadi kabar buruk. Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini sudah menghadapi tantangan akibat perang dagang yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump, beban utang rumah tangga yang besar, dan jumlah wisatawan Tiongkok yang lebih rendah dari ekspektasi.
Produksi pabrik pun terus menurun selama tujuh bulan berturut-turut hingga Februari, didorong oleh penjualan otomotif yang buruk.
"Prospek ekonomi Thailand sudah suram karena semua faktor negatif di sekitarnya, dan gempa bumi ini semakin memperburuk keadaan," kata ekonom di Kasikorn Research Center Co, Nattaporn Triratanasirikul.

BOT sudah pangkas suku bunga
BOT sebelumnya telah secara mengejutkan dengan memangkas suku bunga pada Februari dan Oktober untuk mendukung ekonomi. Namun, meskipun telah bergeser dari sikap
hawkish, BOT masih ragu untuk berkomitmen pada siklus pelonggaran penuh meskipun ada tekanan politik untuk pemotongan lebih lanjut.
Standard Chartered plc dalam sebuah laporan menyatakan, mengingat BOT telah menegaskan kebijakan moneternya "bergantung pada prospek", gambaran yang memburuk meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga pada April.
Kasikorn Research memperkirakan dampak ekonomi langsung sekitar 20 miliar baht (USD590 juta) dari gempa bumi, terutama dari penurunan pengeluaran akhir bulan untuk makanan dan jasa setelah jutaan penduduk Bangkok melarikan diri pada Jumat lalu.
"Bank sentral telah menginstruksikan lembaga keuangan untuk memperpanjang keringanan utang khusus bagi peminjam yang terkena bencana, mirip dengan langkah-langkah yang diterapkan akibat banjir setahun yang lalu," kata wakil gubernur BOT Roong Mallikamas pada briefing di Bangkok.
Komite Kebijakan Moneter (MPC) selanjutnya akan bertemu pada 30 April. BOT menyatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonomi yang tepat dari gempa bumi. Namun, menurut asisten gubernur Sakkapop Panyanukul, bank sentral memperkirakan dampak pada pariwisata dan konsumsi pribadi akan bersifat jangka pendek, sementara sektor properti mungkin menghadapi tekanan dari kekhawatiran keselamatan.
Dampak ekonomi dapat sangat signifikan bagi industri pariwisata, yang berharap mengalami booming berkat peran utama negara ini dalam musim terbaru acara televisi The White Lotus. Asosiasi Hotel Thailand memprediksi kedatangan wisatawan internasional dapat turun 10-15 persen atau bahkan lebih dalam dua minggu sejak Minggu.
Sektor properti, terutama penjualan kondominium, juga akan menghadapi tekanan karena banyak orang berpikir dua kali tentang membeli bangunan bertingkat tinggi, kata para analis.
Nattaporn dari Kasikorn Research mengatakan ketakutan akan gempa bumi kemungkinan akan menunda pemulihan sektor properti, yang terbebani oleh kondominium yang tidak terjual. (
Laura Oktaviani Sibarani)