#OnThisDay 23 Agustus: Konferensi Meja Bundar

Penandatanganan pengakuan kedaulatan sebagai hasil perundingan Konferensi Meja Bundar. (Sumber: Museum dan Galeri IPB University/museum.ipd.ac.id)

#OnThisDay 23 Agustus: Konferensi Meja Bundar

Lukman Diah Sari • 23 August 2025 07:38

Jakarta: Pada 23 Agustus 1949 atau 76 tahun lalu, merupakan hari pertama dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar (KMB), di Kota Ridderzaal, Den Haag, Belanda. Konferensi ini tidak selesai dalam satu hari, namun berlangsung hingga 2 November 1949. 

Seperti diketahui, Indonesia memang memprokalamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda masih ogah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. 

KMB tidak ujug-ujug digelar. Melansir Ruangguru, Belanda kala itu masih berambisi terhadap Indonesia. Belanda, bahkan sempat melakukan dua kali agresi militer pada 1947 dan 1984. Agresi ini secara tidak langsung menunjukkan ketidakpatuhan Belanda dengan sejumlah perundingan sebelumnya yang telah disepakati, seperti Perundingan Linggajati dan Perundingan Renville. 

setelah Agresi Militer  II terjadi, Dewan Keamanan (DK PBB) juga mengeluarkan Resolusi 67 yang berisi seruan untuk gencatan senjata, pembebasan tokoh-tokoh Indonesia yang ditahan Belanda, serta pembentukan United Nations Commission for Indonesia (UNCI).

Dalam hal ini, UNCI bertugas memulihkan pemerintahan Indonesia dan melaksanaan perundingan lanjutan. Perundingan yang terselenggara adalah Perundingan Roem-Royen pada 17 April-7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta.

Nah, dalam Perundingan Roem-Royen inilah, disepakati tentang adanya perundingan lanjutan yang akan membahas tentang kedualutan Republik Indonesia. Perundingan lanjutan inilah yang disebut Konferensi Meja Bundar (KMB).

Baca: 

#OnThisDay 21 Agustus: Kunjungan Ratu Beatrix Babak Baru Indonesia-Belanda


Melansir Zenius, KMB dihadiri oleh sejumlah delegasi, enggak cuma dari Indonesia dan Belanda. Ada beberapa delegasi dari berbagai kategori, yaitu Indonesia, BFO, Belanda, dan diawasi oleh UNCI.
Berikut delegasi saat KMB: 
  1. Indonesia: Drs. Mohammad Hatta, Nir. Moh. Roem, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Dr. Sukiman, Mr.Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, T. B. Simatupang, dan Mr. Sumardi.
  2. BFO: Sultan Hamid.
  3. Belanda: J.V. Maarseveen.
  4. UNCI: Chritchley.
Melansir Medcom.id, dalam KMB, keempat delegasi berdiskusi perihal pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dan BFO serta membahas ketatanegaraan, keuangan negara, dan militer. Setelah berlangsung selama berbulan-bulan, pada 2 November 1949, keempat delegasi mencapai kesepakatan .
Hasil dari Konferensi Meja Bundar ialah:
  1. Belanda akan mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara RIS (Republik indonesia Serikat) selambat-lambatnya pada akhir Desember 1949 sebagai negara yang merdeka
  2. Permasalahan terkait wilayah Irian Barat akan didiskusikan lebih lanjut paling lama dalam kurun waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan
  3. Pembentukan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat)
  4. Pembentukan kerja sama  Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai pemimpinnya
  5. Utang kolonial yang dibayarkan Indonesia kepada Belanda akan terhitung sejak tahun 1942. 
Melansir laman Museum dan Galeri IPB University,  Pada 27 Desember 1949, Belanda secara resmi menyerahkan pemerintahan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyerahan kedaulatan Belanda atas Indonesia kepada Negara RIS bertempat di Istana Kerajaan (Koninklijk Paleis) Amsterdam, Belanda. Acara penyerahan dipimpin oleh Ir. Soekarno.

Pada tanggal yang sama juga dilakukan penandatanganan penyerahan kedaulatan Belanda atas Indonesia. Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendapat mandat untuk mewakili Indonesia dan AHJ Lovink merupakan perwakilan Belanda sebagai Wakil Tinggi Mahkota di Istana Jakarta. 

Penyerahan kekuasaan dari Belanda ke pemerintah Indonesia ini menandai berakhirnya pendudukan Belanda di Indonesia. Namun pada dasarnya, bukan hanya kedaulatan Indonesia yang berhasil kembali diambil alih, tetapi juga seluruh aset-asetnya, termasuk Universiteit van Indonesië.

Dengan penyerahan kedaulatan tersebut, maka kepemilikan Universiteit van Indonesië berpindah tangan dari pemerintah Belanda ke pemerintah RIS. Namun, RIS hanya bertahan sampai 15 Agustus 1950. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)