Simola Village adalah mosaik sejarah yang merekam perjalanan komunitas Wa yang sejak dahulu hidup sebagai penjaga hutan tropis dan pegunungan, penuh solidaritas dan kekuatan komunal. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 16 November 2025 18:17
Yunnan: Di balik perbukitan hijau Qingshui Township, berdiri sebuah desa tua yang memegang erat warisan panjang peradaban etnis Wa. Simola Village, yang telah berusia ratusan tahun, bukan sekadar permukiman adat.
Simola Village adalah mosaik sejarah yang merekam perjalanan komunitas Wa yang sejak dahulu hidup sebagai penjaga hutan tropis dan pegunungan, penuh solidaritas dan kekuatan komunal. Desa ini pernah menjadi bagian penting jalur perdagangan kuno antara Yunnan, Myanmar, dan Asia Tenggara.
Namun, masa depan desa ini berubah drastis setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Simola pada 2020, sebuah momen yang menjadi titik balik monumental. Sejak kunjungan itu, Simola masuk sebagai desa prioritas revitalisasi pedesaan, dengan fokus pada pelestarian budaya etnis, peningkatan ekonomi, dan penguatan kohesi sosial. Negara hadir melalui infrastruktur, pelatihan, dan fasilitas publik tetapi tanpa memutus akar budaya masyarakat Wa.
Hari ini, Simola menggambarkan bagaimana sejarah dan modernitas dapat berpadu dalam harmoni. Rumah panggung kayu tradisional tetap terjaga, ritus adat masih dijalankan, seni serta simbol-simbol Wa tetap menjadi bahasa sehari-hari, namun kehidupan ekonomi desa telah bergerak maju. Jalan diperbaiki, sanitasi ditingkatkan, UMKM tumbuh, produk kerajinan tradisional dikembangkan, dan generasi muda mengambil peran sebagai pemandu budaya, pengrajin, hingga pengelola homestay.
Model ini memperlihatkan sebuah pelajaran penting: budaya bukan objek yang dibekukan, tetapi energi hidup yang dapat menjadi fondasi pembangunan. Ketika identitas dijaga, komunitas tumbuh tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga sosial dan psikologis.
Baca Juga:
NasDem Pelajari Integrasi Budaya dan Pariwisata di Desa Kuno Heshun |
