Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. Foto: dok MI/Susanto.
Jakarta: Mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau anjlok pada pembukaan perdagangan pagi. Mata uang Garuda pagi ini tidak mengikuti jejak penguatan dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 23 Oktober 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD dibuka ke level Rp16.636 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah hingga 51 poin atau setara 0,31 persen dari posisi sebelumnya Rp16.585 per USD pada penutupan perdagangan kemarin.
Sementara itu, data Yahoo Finance justru menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.612 per USD. Rupiah nyaris tak bergerak jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang mendarat di Rp16.615 per USD.

Ilustrasi. Foto: Freepik.
Dolar AS menguat tipis
Di sisi lain,
dolar AS menguat tipis pada Rabu, 22 Oktober 2025. Penguatan dolar AS didorong oleh penurunan cepat dalam reli emas, sementara inflasi Inggris yang lebih rendah dari perkiraan membebani poundsterling.
Melansir Investing.com, Kamis, 23 Oktober 2025, indeks dolar yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, diperdagangkan 0,1 persen lebih tinggi menjadi 98,795, pulih setelah mencatat kerugian besar minggu lalu.
Dolar AS terus menguat minggu ini karena kekhawatiran tentang kekuatan sektor perbankan regional tampaknya telah mereda, sementara koreksi emas yang sangat besar pada hari Selasa menambah sedikit dukungan.
Namun, reli USD lebih lanjut akan lebih sulit dibenarkan kecuali pasar menemukan alasan untuk memperhitungkan salah satu dari tiga pemangkasan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan dilakukan Maret.
"Pendorong paling realistis dari penyesuaian harga yang agresif minggu ini adalah angka IHK yang tinggi pada hari Jumat, yang tidak kami perkirakan," kata analis ING, Francesco Pesole, dalam sebuah catatan.