Ilustrasi KKB. Foto: Istimewa.
Rahmatul Fajri • 26 March 2025 21:35
Jakarta: Pengamat militer sekaligus Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkapkan ada beberapa langkah mitigasi yang seharusnya dilakukan pemerintah agar penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap guru dan tenaga kesehatan di di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, tidak berulang. Pertama, penguatan sistem pengamanan berbasis komunitas.
Ia mengatakan keamanan di Papua tak bisa hanya diserahkan pada aparat. Pemerintah harus membangun sistem deteksi dan perlindungan dini berbasis tokoh adat, gereja, kepala kampung, dan aparat keamanan lokal.
"Kehadiran aparat perlu disandingkan dengan pendekatan sosial yang membuat masyarakat ikut merasa memiliki peran dalam menjaga stabilitas," kata Fahmi kepada Media Indonesia, Rabu, 26 Maret 2025.
Langkah kedua ialah penempatan personel keamanan secara selektif dan presisi. Ia mengatakan tidak semua wilayah harus dimiliterisasi.
Namun, di daerah yang memang rawa, seperti Yahukimo perlu kehadiran aparat yang cukup dan responsif. Terutama untuk menjamin keamanan fasilitas publik dan tenaga layanan dasar seperti guru dan tenaga kesehatan.
Langkah selanjutnya ialah pemetaan wilayah rawan secara detail dan penguatan koordinasi lintas sektor. Ia menjelaskan banyak tenaga pengajar dan kesehatan bekerja di tempat terpencil.
Baca juga:
3 Oknum TNI Diduga Terlibat Penyelundupan Senjata ke KKB |