Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini mengalami pelemahan tipis. Rupiah gagal mengambil momentum saat dolar AS mengalami penguatan.
Mengutip data Bloomberg, Senin, 13 Otober 2025, rupiah berada di level Rp16.588 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.570 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara dari data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.580 per USD. Rupiah masih bergerak stagnan.
Baca Juga :
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Rupiah berpeluang menguat
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah pada pekan ini akan bergerak fluktuatif. Namun memiliki peluang untuk ditutup menguat di kisaran Rp16.520–Rp16.570 per dolar AS.
Menurutnya, pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh beberapa faktor global, termasuk penutupan sebagian pemerintahan AS yang telah berlangsung hingga hari kesembilan serta hasil risalah rapat Federal Reserve (The Fed) yang menunjukkan para pembuat kebijakan cenderung mendukung pasar tenaga kerja yang melemah.
"Prospek pelonggaran kebijakan moneter semakin besar. Berdasarkan CME FedWatch Tools, peluang penurunan suku bunga hampir 100 persen pada Oktober, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada pertemuan Desember," jelas Ibrahim.
Dari dalam negeri, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 mencapai 5,0 hingga 5,1 persen (year-on-year). Kinerja ekspor yang masih solid disebut menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan di tengah ketidakpastian global.
"Perekonomian nasional masih ditopang oleh ekspor dan daya beli masyarakat yang cukup stabil," ujar Ibrahim.