Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle.
New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena investor bergulat dengan serangkaian laporan ekonomi dan menunggu hasil pendapatan utama dari perusahaan teknologi besar.
Mengutip Xinhua, Kamis, 1 Mei 2025, Dow Jones Industrial Average naik 141,74 poin, atau 0,35 persen, menjadi 40.669,36. S&P 500 naik 8,23 poin, atau 0,15 persen, menjadi 5.569,06, mengakhiri bulan ketiga berturut-turut yang merugi. Sedangkan Nasdaq Composite Index turun 14,98 poin, atau 0,09 persen, menjadi 17.446,34.
Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor kesehatan dan industri memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,89 persen dan 0,74 persen. Sementara itu, sektor energi dan barang konsumsi memimpin penguatan dengan penurunan masing-masing sebesar 2,61 persen dan 1,11 persen.
(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
Ekonomi AS minus 0,3%
Berita utama terbesar datang dari Biro Analisis Ekonomi AS, yang melaporkan produk domestik bruto (PDB) menyusut hingga terkontraksi 0,3 persen pada kuartal pertama 2025. Ini menjadi kontraksi ekonomi pertama dalam tiga tahun terakhir.
Penurunan tersebut, yang lebih tajam dari perkiraan ekonom sebesar 0,1 persen, sebagian besar disebabkan oleh lonjakan impor. Hal ini menandai pembalikan tajam dari pertumbuhan 2,4 persen yang tercatat pada kuartal keempat 2024.
Menambah suramnya
ekonomi, laporan penggajian swasta ADP terbaru menunjukkan perlambatan dalam perekrutan pada periode April. Laporan tersebut menggambarkan pasar tenaga kerja beroperasi dalam lingkungan yang 'sulit', dengan meningkatnya kegelisahan di kalangan pengusaha.
Terkait inflasi, ukuran yang disukai Federal Reserve, indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE), naik 3,5 persen pada kuartal pertama. Angka itu lebih tinggi dari yang diharapkan, di atas estimasi 3,2 persen dan jauh lebih tinggi dari 2,6 persen yang tercatat pada kuartal sebelumnya.
Angka itu juga berpotensi mempersulit prospek Fed terhadap kebijakan suku bunga. Namun, secara bulanan, data PCE untuk periode Maret menunjukkan sedikit penurunan terhadap tekanan harga.