Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Ting Shen.
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah kemungkinan ekonomi AS jatuh ke dalam jurang resesi. Hal tersebut ia ungkapkan ketika wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada Minggu.
"Saya tidak suka memprediksi hal-hal seperti itu. Ada masa transisi. Butuh sedikit waktu," kata Trump ketika pembawa acara bertanya apakah ia memperkirakan akan terjadi resesi tahun depan, dikutip dari Xinhua, Selasa, 11 Maret 2025.
Dalam wawancara tersebut, Trump juga mengakui adanya kemungkinan kenaikan inflasi dan meremehkan volatilitas pasar saham baru-baru ini menyusul kebijakan tarif barunya.
"Anda harus melakukan apa yang benar, bahkan jika pasar tidak menyukainya," tukas Trump dalam wawancara tersebut.
Perkataan Trump tersebut bertentangan dengan pernyataan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dimana tidak ada resesi yang terlihat, dan juga membalikkan pernyataan presiden sebelumnya kebijakannya akan membawa hasil yang cepat dan luar biasa bagi ekonomi AS.
(Ilustrasi, perekonomian di AS. Foto: Freepik)
AS diperkirakan resesi tiga bulan lagi
Sebelumnya, perekonomian AS disebut berada di jalur yang tepat untuk memasuki resesi dalam tiga bulan ke depan. Chief Global Strategist di BCA Research Peter Berezin mengatakan probabilitas 75 persen akan terjadinya resesi AS dalam waktu dekat.
"Meskipun metrik-metrik yang dilacak NBER untuk menentukan tanggal dimulainya resesi masih terlihat cukup jinak di bulan Januari, data yang lebih baru menunjukkan
ekonomi AS mencapai kecepatan yang rendah," tulis Peter Berezin dalam sebuah laporan yang dikutip dari
Investing.com.
BCA menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya prospek. Tingkat lowongan pekerjaan telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, tabungan rumah tangga yang berlebih telah habis, dan suku bunga KPR di atas enam persen sekarang berlaku untuk sebagian besar pemilik rumah.
Meningkatnya tunggakan kartu kredit, kredit kendaraan bermotor, dan real estat komersial semakin menunjukkan tekanan keuangan, sementara kepercayaan konsumen melemah dan pengumuman PHK meningkat.
"Resesi sering kali dimulai ketika sebuah ekonomi menjadi rentan terhadap penurunan dan kemudian terkena guncangan. Begitu hal itu terjadi, biasanya muncul lingkaran umpan balik yang memperkuat tekanan ke bawah pada pertumbuhan. Saat ini, AS berada di ambang rentetan berita ekonomi yang buruk," ujar Berezin.
Menanggapi perkembangan negatif ini, BCA menyarankan para investor untuk tetap mempertahankan posisi
underweight pada saham dan
overweight pada kas.