VP Indodax Antony Kusuma. Foto: dok Indodax.
Husen Miftahudin • 28 September 2025 12:46
Jakarta: Pasar aset kripto kembali berada di bawah tekanan pada akhir pekan ini, dengan total likuidasi posisi perdagangan mencapai lebih dari USD1,13 miliar atau sekitar Rp19 triliun dalam 24 jam terakhir. Mayoritas likuidasi berasal dari posisi long, menandakan investor optimistis harus menutup posisinya akibat penurunan harga.
Data CoinGlass mencatat total likuidasi long senilai USD1,01 miliar, dengan Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC) masing-masing USD365 juta dan USD262 juta. Harga BTC turun dua persen dalam sehari terakhir, sempat diperdagangkan di bawah USD109.400, sementara ETH melemah ke level USD3.900.
Aset kripto lain juga mengalami koreksi. Dogecoin (DOGE) turun lebih dari empat persen, XRP melemah empat persen, dan Solana (SOL) ambles lima persen, sehingga kapitalisasi pasar kripto turun hampir tiga persen menjadi USD3,7 triliun.
"Volatilitas saat ini memang tinggi, namun investor dapat memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan akumulasi strategis, terutama bagi yang berfokus pada investasi kripto jangka panjang," ungkap VP Indodax Antony Kusuma dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 28 September 2025.
Antony menegaskan, likuidasi besar-besaran bukan hanya risiko, tetapi juga peluang membeli di level harga rendah. "Data on-chain menunjukkan cadangan BTC di bursa turun ke level terendah tahun ini, 2,4 juta BTC. Ini menandakan kepercayaan investor jangka panjang tetap solid," tambah dia.
Ia menekankan penurunan harga pascapemangkasan suku bunga Federal Reserve merupakan fenomena normal, dan pasar biasanya memasuki fase konsolidasi sebelum pertumbuhan baru.
Baca juga: Ini 5 Pemilik Bitcoin Terbanyak di Dunia Tahun 2025 |