Ramai Dugaan Beras Oplosan, Pedagang Minta Pemerintah Gelar Operasi Pasar

Salah satu toko menjual beras di Pasar Mede, Jakarta Selatan. Foto: Metrotvnews.com/Dashyauly Hutauruk.

Ramai Dugaan Beras Oplosan, Pedagang Minta Pemerintah Gelar Operasi Pasar

Dashyauly Hutauruk • 15 July 2025 11:27

Jakarta: Ramai kabar dugaan beras oplosan dinilai bukan hanya merugikan masyarakat, tapi juga pedagang. Salah satu pedagang beras di Pasar Mede, Jakarta Selatan, Sular Sohasan mendesak pemerintah segera menindaklanjutinya dengan menggelar operasi pasar.

"Pemerintah harus lebih cermat, lebih teliti, dan turun ke bawah. Harus dilakukan operasi-operasi pasar, khususnya ke pedagang beras," kata Sular saat ditemui Metrotvnews.com di Pasar Mede, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Juli 2025.

Sular menilai praktik tersebut merugikan masyarakat. Selain itu, berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap produk besar di pasaran. Imbasnya, bakal merugikan pedagang beras.

"Karena yang namanya oplosan itu kan, pasti kesannya, ada yang baik sama yang buruk dicampur, sehingga merugikan masyarakat. Harusnya premium ternyata bukan, kurang bagus buat rakyat," ungkapnya.
 

Baca juga: Diduga Langgar Mutu, Pemprov Jakarta Sebut Beras Subsidi Food Station Sudah Diuji

Sular memastikan beras yang dijual di Pasar Mede masih tergolong aman. Ia mengaku beras-beras dagangannya lebih banyak dibeli pengusaha katering. Suhar mengaku pelanggannya sudah mempercayai kualitas beras yang dia jual.

"Saya kirim banyak buat katering, langganan kita hanya itu aja. Ya sudah ada pasarnya sendiri. Jadi ya Alhamdulilah tidak ada perubahan yang signifikan," kata Sular.

sular sohasan pedagang beras
Pedagang beras di Pasar Mede, Jakarta Selatan, Sular Sohasan. Foto: Metrotvnews.com/Dashyauly Hutauruk.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan ada 212 merek beras diduga terlibat dalam praktik pengoplosan dan pelanggaran standar mutu. Amran menegaskan praktik ini tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang mencapai Rp99 triliun setiap tahun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)