Industri Panas Bumi Bisa Melaju Jika Eksplorasi Dipercepat

Ilustrasi panas bumi. Foto: dok MI.

Industri Panas Bumi Bisa Melaju Jika Eksplorasi Dipercepat

Ade Hapsari Lestarini • 11 December 2025 12:11

Jakarta: Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menilai industri panas bumi memiliki prospek cerah dalam mendukung pencapaian target pemerintah memperluas kapasitas pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034, pemerintah menargetkan perluasan kapasitas pembangkit EBT hingga 76 persen. Total kapasitas pembangkit listrik ditargetkan bertambah 69,5 gigawatt (GW), dengan 42,6 GW berasal dari pembangkit EBT. Panas bumi ditargetkan menyumbang 5,2 GW.

"Panas bumi masih berprospek. Potensi kita 24 GW, namun baru dimanfaatkan sekitar 10 persen atau 2.200-2.300 MW. Masih banyak yang bisa dikembangkan," kata Fabby saat dihubungi, Kamis, 11 November 2025.

Meski potensinya besar, Fabby menilai pengembangan industri panas bumi masih terkendala waktu. Satu proyek pembangkit berkapasitas 100 MW dapat membutuhkan 10-12 tahun hingga beroperasi. Untuk mengejar target 5,2 GW, menurut dia, pemerintah perlu menerapkan pendekatan lebih progresif, terutama pada fase eksplorasi.


Ilustrasi energi baru terbarukan. Foto: dok ICDX
 

Pemerintah harus ambil peran besar


Fabby menilai pemerintah harus mengambil peran lebih besar pada fase eksplorasi agar risiko dan biaya yang selama ini menjadi hambatan dapat ditekan. "Kalau punya target besar, pemerintah perlu mengeluarkan dana untuk eksplorasi panas bumi," ujar dia.

Ia menambahkan, pemerintah dapat menunjuk perusahaan global yang mampu melakukan eksplorasi dengan biaya lebih rendah dan risiko kecil. "Yang dilelang kemudian cadangan terbuktinya. Jadi sudah dibor, ditemukan, dan bisa dikembangkan. Kalau dari awal, prosesnya bisa bermasalah dan lama. Pemerintah perlu ke sana, misal pakai Danantara," kata Fabby.

Menurut Fabby, tantangan pengembangan panas bumi telah diketahui pemerintah. "Kalau masalah tadi diselesaikan, panas bumi akan lari lebih kencang," kata dia.

Fabby juga menilai PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memiliki prospek kuat sebagai pengembang panas bumi karena telah berpengalaman lebih dari 40 tahun dan memiliki cadangan besar. "Perusahaan yang sehat dan angka output energinya sesuai dengan yang mereka kelola," ungkap Fabby.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Ade Hapsari Lestarini)