Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Foto: Dokumen Kementerian ESDM
Achmad Zulfikar Fazli • 25 June 2025 14:30
Jakarta: Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran serta potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan situasi ini dapat berdampak signifikan pada harga minyak dunia.
"Dalam konteks minyak, ketika Selat Hormuz ditutup ini akan berdampak kenaikan harga minyak dunia,” ujar Bahlil, Jakarta, dilansir pada Rabu, 25 Juni 2025.
Dia menjelaskan jika Selat Hormuz ditutup, harga minyak dunia berpotensi melonjak di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni USD82 per barel, meskipun harga minyak masih terkendali yaitu di bawah USD80 per barel.
Untuk menghadapi potensi kenaikan harga minyak global, Bahlil mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Salah satunya meningkatkan produksi minyak domestik (lifting). Dia mengakui lifting minyak Indonesia cenderung menurun sejak 2008. Namun, kata dia, pemerintah bertekad untuk membalikkan tren ini.
"Perintah Pak Presiden Prabowo kepada kami itu adalah bagaimana caranya kita mengoptimalkan kenaikan lifting. Sumur kita itu ada hampir kurang lebih hampir sekitar 40 ribu sumur. Dari jumlah itu ada 16-17 ribu yang produktif dan lainnya belum. Ada yang idle well dan macam-macam," tegas pria kelahiran Banda, Maluku Tengah ini.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia Amburadul Imbas Gencatan Senjata Israel-Iran |
Baca Juga:
Waspada! Harga Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel |