Bijak Menyikapi Anomali Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati/BPMI Setpres

Bijak Menyikapi Anomali Iklim

Anggi Tondi Martaon • 21 June 2025 10:59

Jakarta: Iklim Indonesia mengalami anomali tahun ini karena musim kemarau lebih pendek. Seluruh pihak diminta bijak menyikapi perubahan tersebut.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu. Sebab, tidak bisa lagi berpaku pada pola iklim lama. 

"Perubahan iklim global menyebabkan anomali-anomali yang harus kita waspadai dan adaptasi harus dilakukan secara cepat dan tepat,” kata Dwikorita melalui keterangan tertulis, Sabtu, 21 Juni 2025. 

Dwikorita menekankan bahwa informasi prediktif dan analisis dari BMKG harus menjadi landasan dalam menyusun kebijakan dan strategi adaptasi di berbagai sektor. Mulai dari pertanian, pengelolaan sumber daya air, hingga penanggulangan bencana.
 

Baca juga: 

Kemarau Pendek Memiliki Keuntungan dan Kerugian Bagi Petani


BMKG memastikan akan terus menyampaikan informasi iklim yang akurat, terukur, dan relevan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebab, pemantauan atmosfer yang terus diperbarui secara real time.

Dwikorita menegaskan bahwa musim kemarau tahun ini bukan hanya tantangan. Namun,  juga dinilai sebagai peluang untuk menguji kemampuan adaptasi nasional terhadap dinamika iklim yang semakin kompleks. 

“BMKG akan terus berkomitmen mendampingi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membaca perubahan cuaca dan iklim dengan lebih presisi, agar setiap langkah ke depan bisa lebih bijak dan berbasis data,” ujar dia.

Sebelumnya, BMKG menyampaikan baru sekitar 19 persen zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau bahwa hingga awal Juni 2025. Artinya, sebagian besar wilayah di Indonesia hingga saat ini masih berada dalam kategori musim hujan.

Kemunduran awal musim kemarau tahun ini disebabkan oleh kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya (Atas Normal) selama periode April-Mei 2025. Padahal, periode tersebut merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)