Petugas memeriksa lokasi jembatan ambruk dan kereta anjlok di Bryansk, Rusia, Minggu, 1 Juni 2025. (Moscow Interregional Transport Prosecutors Office)
Willy Haryono • 1 June 2025 13:18
Bryansk: Setidaknya tujuh orang tewas dan 30 lainnya dirawat di rumah sakit setelah "gangguan ilegal" menyebabkan jembatan ambruk dan kereta anjlok di wilayah Bryansk, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, kata otoritas Rusia pada Minggu dini hari, 1 Juni 2025.
Lokomotif kereta dan beberapa gerbong anjlok “usai runtuhnya struktur jembatan jalan raya akibat gangguan ilegal dalam pengoperasian transportasi," kata Russian Railways di aplikasi perpesanan Telegram dan dikutip AsiaOne.
Dua anak termasuk di antara mereka yang dirawat di rumah sakit, salah satunya dalam kondisi serius, kata Alexander Bogomaz, gubernur wilayah Bryansk, di Telegram. Di antara mereka yang tewas adalah masinis lokomotif, lapor sejumlah kantor berita Rusia, mengutip petugas medis.
Kementerian Urusan Darurat Rusia mengatakan di Telegram bahwa upaya utamanya ditujukan untuk menemukan dan menyelamatkan korban, dan sekitar 180 personel terlibat dalam operasi tersebut.
Saluran Telegram Baza Rusia, yang sering menerbitkan informasi dari sumber-sumber di dinas keamanan dan penegak hukum, melaporkan, tanpa memberikan bukti, bahwa menurut informasi awal, jembatan itu diledakkan pihak tertentu.
Media Reuters tidak dapat memverifikasi laporan Baza secara independen. Sejauh ini tidak ada komentar langsung dari Ukraina.
Sejak dimulainya perang yang dilancarkan Rusia lebih dari tiga tahun lalu ke Ukraina, telah terjadi penembakan lintas batas, serangan pesawat tak berawak (drone), dan serangan rahasia dari Ukraina ke wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod yang berbatasan dengan Ukraina.
Kereta yang anjlok dikabarkan sedang dalam perjalanan dari kota Klimovo ke Moskow, kata Russian Railways. Kereta itu bertabrakan dengan jembatan yang runtuh di area jalan raya federal di distrik Vygonichskyi di wilayah Bryansk, kata Bogomaz. Distrik itu terletak sekitar 100 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mendesak Moskow dan Kyiv untuk bekerja sama dalam sebuah kesepakatan untuk mengakhiri perang. Rusia telah mengusulkan putaran kedua pembicaraan tatap muka dengan pejabat Ukraina pekan depan di Istanbul.
Ukraina belum berkomitmen untuk menghadiri perundingan di hari Senin, dengan mengatakan bahwa mereka pertama-tama perlu melihat proposal Rusia. Sementara seorang senator terkemuka AS memperingatkan Moskow bahwa mereka akan "terkena dampak keras" oleh sanksi baru AS.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Tak Kunjung Usai: Apa yang Sebenarnya Dicari Putin?