Otak Penipuan Berkedok Fake BTS dan SMS Blast Diburu Polisi

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.

Otak Penipuan Berkedok Fake BTS dan SMS Blast Diburu Polisi

Siti Yona Hukmana • 24 March 2025 17:46

Jakarta: Polri memburu otak pelaku kasus penyalahgunaan frekuensi radio untuk menyebarkan SMS penipuan dengan metode fake base transceiver station (BTS). Pemburuan aktor intelektual tindak pidana ini dilakukan dengan menginterogasi dua tersangka warga negara Tiongkok.

Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menjelaskan dua warga Tiongkok tersebut berinisial XY dan YXC. Keduannya hanya berperan sebagai sopir untuk membawa perangkat elektronik fake BTS berkeliling di sejumlah wilayah.

"Mereka sebenernya orang-orang biasa aja, karena tugas mereka kan cuma dikendalikan. Hanya suruh nyupir muter-muter saja," kata Wahyu dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin, 24 Maret 2025.

Sehingga, tidak dibutuhkan keahlian khusus dalam melancarkan aksi penipuan tersebut. Sebab seluruh operasional sistem manipulasi perangkatnya telah diatur otomatis.

"Tinggal muter-muter saja, dia ada pengendali langsung yang memang bisa langsung menyebarkan ini," ujar Wahyu.
 

Baca juga: 

Bongkar Penipuan Online Berkedok Fake BTS dan SMS Blast, 2 Warga Tiongkok Ditangkap


Meski demikian, Wahyu mengungkap para pengendali memang mengicar daerah-daerah yang ramai aktivitas masyarakat. Tujuannya agar lebih mudah menangkap sinyal perangkat untuk dimanipulasi.

"Yang memang (diincar) banyak crowdnya, yang banyak orang yang berkumpul di situ. Sehingga pasti di titik keramaian. Kalau ibarat orang nabur ikan, kan kalau kita nebar jaring (di tempat yang) banyak ikannya akan lebih mudah ketangkap. Tapi kalau tempat yang sepi (ikannya) siapa yang mau, ya paling yang kejaring juga akan sedikit," terang Kabareskrim.

Meski demikian, eks Kapolda Aceh itu memastikan bakal melakukan pengembangan terhadap para pelaku-pelaku lainnya. Termasuk memburu pengendali utama sindikat penipuan itu.

"Tentu untuk yang menjadi bos di atasnya ini akan kita cari. Sementara kita tetapkan sebagai DPO terus kita lakukan pencarian terhadap yang bersangkutan," pungkas Wahyu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)