Warga bekasi melakukan protes, penolakan pengajian Umi Cinta. (Metrotvnews.com/Antonio)
Bekasi: Sejumlah warga menolak adanya aktivitas ibadah yang dilakukan warga berinisial YP atau Umi Cinta di RT 12/12, Perumahan Dukuh Zamrud, Kota Bekasi, Jawa Barat. Aktivitas ibadah tersebut dinilai meresahkan karena tertutup dan tidak transparan.
Tokoh Agama setempat Abdul Halim mengatakan, warga sempat menyampaikan keresahan mereka terkait aktivitas ibadah sejumlah orang itu ke pengurus RT dan RW namun tidak direspon. Puncaknya, warga menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak aktivitas tersebut pada Minggu, 10 Agustus 2025 untuk menyampaikan keresahan mereka.
"Pertama, kegiatannya dilakukan secara tertutup, di dalam rumah, dengan pagar terkunci. Ini memicu kecurigaan. Kedua, ada gangguan suara dari anjing. Ketiga, ada arogansi dari beberapa jamaah, seperti parkir sembarangan dan merusak tanaman warga," kata Abdul di Bekasi, Senin 11 Agustus 2025.
Dia menyatakan, menurut informasi yang diterima ada beberapa kegiatan di dalam rumah dua lantai tersebut. Antara lain belajar Al-Qur’an, tafsir, hadis, dan bahasa Arab.
"Tapi dulu katanya hanya pakai terjemahan, baru belakangan ini membawa mushaf Al-Qur’an yang asli, mungkin karena banyak sorotan dari warga," ujar Abdul.
Sejumlah warga yang ikut dalam kegiatan ibadah dilaporkan mengalami perubahan sikap. Seperti, anak menjadi sulit diatur hingga istri yang disebut mulai melawan suami.
"Ada juga dugaan praktik infak yang tidak wajar. Konon setiap kali hadir harus memberi infak terbuka minimal Rp100 ribu, tanpa amplop, agar kelihatan berapa yang diberikan," ujarnya.
Abdul menyampaikan, beberapa jamaah yang sempat ikut aktivitas di sana juga memutuskan mundur karena adanya sejumlah hal yang tidak masuk akal. Termasuk, iming-iming masuk surga jika membayar Rp1 juta.
"Ya, ada beberapa mantan jamaah yang mundur karena merasa ada hal-hal yang tidak logis, seperti iming-iming bisa masuk surga dengan memberi sejuta rupiah. Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar. Warga jadi khawatir, ada ajaran atau praktik yang menyimpang dari ajaran umum," katanya.
Saat ini warga berharap agar kegiatan ibadah yang tertutup disetop. Karena, kegiatan itu tidak transparan dan tidak mengantongi izin lingkungan.
"Kami bukan menolak pengajian, tapi menolak aktivitas yang tidak transparan, tertutup, tidak berizin lingkungan, dan sudah terbukti meresahkan. Kalau memang pengajian, silakan saja, asal terbuka dan sesuai aturan lingkungan," katanya.
Streaming