Gubernur California Gavin Newsom. (Anadolu Agency)
Belem: Gubernur California Gavin Newsom melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan iklim Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menyebutnya sebagai sebuah langkah yang “bodoh." Pernyataan itu dilontarkan Newsom dalam pidatonya di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, kota di wilayah Amazon, Brasil.
Trump, yang absen dari konferensi tersebut, menjadi sasaran sindiran Newsom atas kebijakan pro-bahan bakar fosil dan keputusannya menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris.
“Amerika Serikat bisa sebodoh yang kita mau dalam urusan ini, tapi negara bagian California tidak,” kata Newsom. “Kami akan mengambil peran, melangkah maju, dan bersaing dalam ruang ini," sambungnya, seperti dikutip dari France 24, Rabu, 12 November 2025.
Politikus Partai Demokrat yang disebut-sebut sebagai calon kuat presiden 2028 itu menegaskan bahwa pemerintahan Demokrat akan kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris tanpa ragu-ragu.
“Ini bukan hanya komitmen moral, tapi juga keharusan ekonomi,” ujarnya dalam wawancara terpisah. “Dan sangat memalukan bahwa (Trump) sudah dua kali menarik diri dari kesepakatan tersebut.”
California Tunjukkan Kepemimpinan Hijau
Newsom tampil bersama Helder Barbalho, Gubernur Negara Bagian Pará, tempat Belem menjadi ibu kota. Di sela-sela acara di dermaga kota itu, Newsom mempromosikan rekam jejak energi hijau California, seraya menikmati buah cupuacu dan jus acai.
Ia menegaskan bahwa California kini memperoleh dua pertiga pasokan listriknya dari energi terbarukan, menempatkan negara bagian tersebut sebagai salah satu pemimpin dunia dalam transisi energi bersih.
Belem menjadi pemberhentian pertama dalam kunjungan kerja Newsom, yang dilanjutkan dengan penandatanganan kerja sama dengan negara bagian Baden-Württemberg (Jerman), serta konferensi pers bersama pimpinan
KTT iklim Brasil.
Kritik terhadap Trump dan Sikap Pro-Minyak
Trump diketahui telah dua kali menarik AS dari Perjanjian Paris -- pertama pada masa jabatan awalnya, dan yang kedua pada Januari tahun ini. Ia berulang kali mengejek konsep pemanasan global akibat aktivitas manusia, menyebutnya sebagai “tipuan besar."
Dalam konteks itu, komentar Newsom dianggap sebagai penegasan posisi California untuk tetap sejalan dengan komitmen iklim global meski pemerintah federal mengambil arah berbeda.
“Amerika seharusnya memimpin, bukan mundur dari tanggung jawab global,” ujar Newsom.
Meski pemerintahan Trump menarik diri dari komitmen internasional, beberapa negara bagian AS masih berupaya melanjutkan peta jalan iklim yang diwariskan dari pemerintahan sebelumnya.
Champa Patel, Direktur Eksekutif Bidang Pemerintahan dan Kebijakan di Climate Group, yang menaungi koalisi global Under2, mengatakan negara bagian masih dapat melanjutkan kebijakan sejalan dengan semangat Perjanjian Paris.
“Negara bagian punya panduan yang bisa tetap diikuti untuk menjaga semangat Paris,” kata Patel. “Bahkan jika pemerintah nasional mundur, kota, negara bagian, dan wilayah subnasional tetap berada di garis depan implementasi.”
Namun, Patel juga menegaskan bahwa pengaruh mereka terbatas, karena wilayah subnasional tidak memiliki kursi di meja negosiasi COP30 yang resmi dibuka pada Senin lalu.
Baca juga:
Kecam Energi Hijau, Trump Sebut Perubahan Iklim ‘Penipuan Terbesar di Dunia’