Ini Dia Awal Mula Donald Trump Kenakan Tarif Timbal Balik

Presiden AS Donald Trump. Foto: EPA-EFE.

Ini Dia Awal Mula Donald Trump Kenakan Tarif Timbal Balik

Ade Hapsari Lestarini • 3 April 2025 11:25

Washington: Presiden AS Donald Trump resmi mengenakan tarif timbal balik ke 57 negara mulai Rabu, 2 April 2025. Trump pun kilas balik alasan dirinya mengenakan tarif ini.

"Pada 20 Januari 2025, saya menandatangani Nota Presiden Kebijakan Perdagangan America First yang mengarahkan Pemerintahan saya untuk menyelidiki penyebab defisit perdagangan barang tahunan negara kita yang besar dan terus-menerus, termasuk implikasi dan risiko ekonomi dan keamanan nasional yang diakibatkan oleh defisit tersebut, dan untuk melakukan peninjauan, dan mengidentifikasi, praktik perdagangan tidak adil oleh negara lain," ujar Trump, dalam pidato saat mengumumkan pengenaan tarif timbal balik, dilansir laman Gedung Putih, Kamis, 3 April 2025.

Lebih lanjut, pada 13 Februari 2025, Trump menandatangani Nota Presiden berjudul "Perdagangan dan Tarif Timbal Balik", yang mengarahkan peninjauan lebih lanjut atas praktik perdagangan non-timbal balik mitra dagang AS, dan mencatat hubungan antara praktik non-timbal balik dan defisit perdagangan.

"Pada 1 April 2025, saya menerima hasil akhir dari investigasi tersebut, dan saya mengambil tindakan hari ini berdasarkan hasil tersebut," jelas dia.

Trump mengatakan, defisit perdagangan barang tahunan AS yang besar dan terus-menerus telah menyebabkan pengosongan basis manufaktur AS menghambat kemampuan AS untuk meningkatkan kapasitas manufaktur domestik yang maju.

 

Baca juga: Indonesia Kena Tarif Impor Trump 32%, Rupiah Terancam Jeblok ke Rp17 Ribu/USD
 

Defisit perdagangan AS disebabkan kurangnya timbal balik


Hal ini, kata dia, melemahkan rantai pasokan penting dan membuat basis industri pertahanan AS bergantung pada musuh asing. Defisit perdagangan barang tahunan AS yang besar dan terus-menerus sebagian besar disebabkan oleh kurangnya timbal balik dalam hubungan perdagangan bilateral AS.

"Situasi ini dibuktikan dengan perbedaan tarif dan hambatan nontarif yang mempersulit produsen AS untuk menjual produk mereka di pasar luar negeri. Hal ini juga dibuktikan dengan kebijakan ekonomi mitra dagang utama AS sejauh mereka menekan upah dan konsumsi domestik," ujar Trump.

Dengan demikian, permintaan untuk ekspor AS, sambil secara artifisial meningkatkan daya saing barang mereka di pasar global. Kondisi ini telah menimbulkan keadaan darurat nasional yang ingin dikurangi dan diselesaikan melalui perintah ini.


Ilustrasi. Foto: Freepik

 
Baca juga: Makin 'Suram', Tarif Trump Bikin Investor Tinggalkan Dolar AS

Selama beberapa dekade sejak 1934, kebijakan perdagangan AS telah diatur berdasarkan prinsip timbal balik. Kongres mengarahkan Presiden untuk mengamankan pengurangan tarif timbal balik dari mitra dagang utama, pertama melalui perjanjian perdagangan bilateral dan kemudian di bawah naungan sistem perdagangan global.

Sementara antara 1934 dan 1945, cabang eksekutif merundingkan dan menandatangani 32 perjanjian perdagangan timbal balik bilateral yang dirancang untuk menurunkan tarif secara timbal balik. Setelah 1947 hingga 1994, negara-negara peserta terlibat dalam delapan putaran negosiasi, yang menghasilkan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT) dan tujuh putaran pengurangan tarif berikutnya.

Namun, meskipun ada komitmen terhadap prinsip timbal balik, hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya menjadi sangat tidak seimbang, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
 

Sistem ekonomi internasional pascaperang didasarkan pada tiga asumsi yang salah:

  1. Pertama, jika Amerika Serikat memimpin dunia dalam meliberalisasi hambatan tarif dan nontarif, seluruh dunia akan mengikutinya.
  2. Kedua, liberalisasi tersebut pada akhirnya akan menghasilkan lebih banyak konvergensi ekonomi dan peningkatan konsumsi domestik di antara mitra dagang AS yang mengarah ke Amerika Serikat.
  3. Ketiga, sebagai hasilnya, Amerika Serikat tidak akan mengalami defisit perdagangan barang yang besar dan terus-menerus.

Kerangka kerja ini memicu berbagai peristiwa, perjanjian, dan komitmen yang tidak menghasilkan timbal balik atau secara umum meningkatkan konsumsi domestik di negara-negara asing dibandingkan dengan konsumsi domestik di Amerika Serikat.

"Peristiwa-peristiwa tersebut, pada gilirannya, menciptakan defisit perdagangan barang tahunan AS yang besar dan terus-menerus sebagai ciri sistem perdagangan global," tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)