Pendiri FPCI Dino Patti Djalal. (Metrotvnews.com)
Muhammad Reyhansyah • 9 September 2025 17:03
Gaza: Konflik Gaza bukan hanya melukai fisik ribuan orang, tetapi juga mewariskan kebencian lintas generasi. Bahaya “inherited bigotry” atau kebencian turunan ini menjadi perhatian dalam konferensi pers daring 1000 Abrahamic Circles, Selasa, 9 September 2025.
Pendiri FPCI, Dr. Dino Patti Djalal, menyebut kebencian yang diwariskan turun-temurun bisa memperpanjang krisis tanpa akhir.
“Kalau kita tidak hentikan sekarang, generasi berikutnya akan tumbuh dengan warisan kebencian yang sama. Abrahamic Circles mencoba memutus rantai ini,” tegasnya.
Ia menuturkan kisah seorang imam Indonesia yang awalnya membenci Yahudi, namun berubah total setelah berinteraksi langsung dengan Rabbi Elliot Baskin. Kini, imam tersebut justru mengajarkan toleransi di madrasahnya.
Imam Alaa Elzokm menekankan pentingnya pendidikan lintas iman sejak dini. “Anak-anak harus diajarkan mengenal yang berbeda, agar kelak tidak terjebak pada prasangka yang diwariskan,” ujarnya.
Reverend Ryhan Prasad menyebut generasi muda sebagai kunci masa depan perdamaian. “Mereka bisa membawa narasi baru, bukan narasi kebencian,” jelasnya.
Namun, para tokoh ini mengingatkan bahwa perdamaian tidak cukup dengan pendidikan. Rabbi Baskin menyatakan bahwa solusi politik tetap penting.
“Two-state solution adalah arah paling ideal. Itu bukan hanya solusi politik, tetapi juga solusi moral untuk menghormati hak kedua bangsa,” katanya.
Dino Patti Djalal menilai bahwa jalur politik saat ini macet, sehingga kepemimpinan moral dari para pemimpin agama harus hadir mengisi kekosongan. “Faith leaders harus mengambil peran, karena mereka bisa bicara di luar kalkulasi politik,” tegasnya.
Reverend Prasad pun menekankan, “Ketika politik gagal, pemimpin iman punya tanggung jawab menjadi cahaya moral.”
Imam Alaa menambahkan, “Agama seharusnya membawa keadilan dan belas kasih, bukan dijadikan senjata politik.”
Surat Abrahamic Plea to Israel yang turut diluncurkan juga menegaskan pentingnya solusi adil. Dunia diingatkan untuk tidak menyerah pada kebuntuan politik, melainkan mendukung jalan perdamaian yang mengakui hak kedua bangsa.
Baca juga: Insiden Kebencian Terhadap Umat Islam Meningkat Akibat Perang di Gaza