Farhan Dorong Konektivitas Transportasi Publik di Bandung lewat BRT hingga Angkot Digital

Wali Kota Bandung, M Farhan. Metrotvnews.com/Roni Kurniawan

Farhan Dorong Konektivitas Transportasi Publik di Bandung lewat BRT hingga Angkot Digital

Putri Purnama Sari • 29 April 2025 10:49

Jakarta: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama Wakil Wali Kota Erwin, telah merancang pengembangan konektivitas transportasi publik melalui sistem Bus Rapid Transit (BRT) hingga digitalisasi angkutan kota (angkot). 

Inisiatif ini merupakan bagian dari visi "Bandung UTAMA" (Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis) yang menekankan keterbukaan dan inklusivitas dalam penataan kota, termasuk dalam menghadirkan sistem transportasi umum yang ramah bagi semua kelompok masyarakat.

Dalam waktu satu tahun ke depan, Pemkot Bandung berencana menerapkan sistem BRT dengan jalur khusus, didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan World Bank (Bank Dunia). Jika sudah beroperasi, Bandung akan menjadi kota pertama di luar Jakarta yang mengadopsi sistem BRT ini.

Rencananya, sebanyak 34 halte BRT akan dibangun di seluruh kota. Beberapa titik yang memerlukan perhatian khusus adalah Kawasan Kosambi hingga Cicadas (lalu lintas padat) dan Jalan Asia Afrika (pusat aktivitas wisata dan bisnis).

Nantinya, kehadiran BRT ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan dengan menyediakan alternatif transportasi massal, menekan polusi udara melalui penggunaan bus ramah lingkungan (listrik/CNG), serta meningkatkan konektivitas antarwilayah di Bandung.

Sistem BRT ini nantinya tidak hanya diterapkan di Kota Bandung, tetapi juga diperluas ke wilayah Cekungan Bandung atau Bandung Raya, mencakup Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang. Wilayah Sumedang menjadi bagian dari rencana ini karena memiliki populasi mahasiswa yang tinggi dan membutuhkan akses transportasi publik yang lebih baik.
 

Baca juga: Dari Parkir Vertikal hingga BRT, Ini Rencana Farhan Urai Kemacetan di Bandung

Selain itu, Pemkot Bandung berencana memperbarui dan mengintegrasikan jaringan angkutan kota (angkot) ke dalam sistem berbasis digital. Langkah ini mencakup penghapusan transaksi tunai, yang akan digantikan dengan pembayaran non-tunai, serta integrasi layanan angkot ke dalam sistem transportasi yang lebih luas. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman menggunakan transportasi publik yang lebih efisien dan modern bagi masyarakat.

Wali Kota Farhan menekankan bahwa sistem transportasi publik yang dikembangkan harus ramah bagi semua kelompok masyarakat, termasuk lansia, disabilitas, perempuan, dan anak-anak. Dengan demikian, transportasi publik di Bandung diharapkan dapat diakses oleh semua orang, mencerminkan nilai keterbukaan dan inklusivitas yang diusung dalam visi Bandung UTAMA.

Melalui pengembangan sistem BRT dan digitalisasi angkot, Pemerintah Kota Bandung berupaya meningkatkan kualitas dan aksesibilitas transportasi publik, serta mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)