Hashim: Paviliun Indonesia di COP30, Wujud Soft Diplomacy dalam Aksi Iklim Global

Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo saat meresmikan Paviliun Indonesia dalam COP30 di Belem, Brasil. Istimewa.

Hashim: Paviliun Indonesia di COP30, Wujud Soft Diplomacy dalam Aksi Iklim Global

Al Abrar • 11 November 2025 09:44

Brasil: Pemerintah Republik Indonesia meresmikan Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30) di Belem, Brasil. Paviliun ini menjadi simbol komitmen Indonesia dalam mewujudkan aksi iklim nyata serta memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar karbon berintegritas.

Peresmian dilakukan oleh Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, ditandai dengan pemotongan tumpeng khas Indonesia sebagai wujud rasa syukur dan persatuan. Potongan tumpeng pertama diberikan kepada Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, disaksikan oleh Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki, Duta Besar RI untuk Federasi Brasil Edi Yusup, serta perwakilan berbagai negara, organisasi internasional, dan sektor non-negara.

Dalam sambutannya, Hashim menegaskan Paviliun Indonesia bukan sekadar ruang pamer, melainkan sarana soft diplomacy untuk memperkuat diplomasi resmi Indonesia di forum global.

“Paviliun ini bukan sekadar pameran, tetapi ruang di mana ide bertemu aksi, dan kolaborasi mengubah ambisi menjadi tindakan nyata,” ujar Hashim dalam keterangannya, Selasa, 11 November 2025.
 


Hashim menambahkan, Indonesia hadir di COP30 dengan mengusung prinsip keadilan, tanggung jawab bersama namun berbeda, serta kemampuan masing-masing negara. Pemerintah berkomitmen menjembatani ambisi global dengan langkah nyata menuju transisi hijau.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui Second Nationally Determined Contribution (NDC) yang disampaikan pada Oktober 2025. Dokumen itu menegaskan target Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.



Selain itu, pemerintah juga menerbitkan dua regulasi strategis, yakni Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Waste-to-Energy dan Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon. Keduanya menjadi landasan terbentuknya ekosistem karbon nasional yang terbuka bagi partisipasi global dan berpotensi memobilisasi pendanaan hingga USD 7,7 miliar per tahun.

“Indonesia bertekad menjadi pusat global bagi pasar karbon berintegritas tinggi yang menciptakan dampak nyata, lapangan kerja hijau, dan ketahanan masyarakat,” kata Hashim.

Paviliun Indonesia di COP30 juga menjadi wadah kolaborasi lintas sektor—pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, dan generasi muda—untuk menampilkan inovasi serta solusi iklim Indonesia di panggung dunia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)