Rusia Klaim Berhasil Terobos Wilayah Strategis di Timur Ukraina

Salah satu desa di Ukraina yang rusak akibat serangan Rusia. (Anadolu Agency)

Rusia Klaim Berhasil Terobos Wilayah Strategis di Timur Ukraina

Willy Haryono • 9 June 2025 21:08

Moskow: Pemerintah Rusia mengklaim bahwa pasukannya telah memasuki wilayah Dnipropetrovsk di timur Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi dimulai pada 2022. Klaim ini menandai eskalasi baru dalam konflik bersenjata yang memasuki tahun ketiga dan terjadi di tengah kebuntuan perundingan damai yang sedang berlangsung.

Dalam pernyataan resmi pada Minggu, 8 Juni 2025, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut unit tank mereka telah "mencapai perbatasan barat Republik Rakyat Donetsk dan melanjutkan serangan ke wilayah Dnipropetrovsk."

Bila benar, langkah ini menjadi pukulan simbolik dan strategis bagi Ukraina setelah berbulan-bulan bertahan di medan perang.

Melansir dari Hurriyet Daily, Senin, 9 Juni 2025, pihak militer Ukraina belum memberikan tanggapan langsung. Namun, Komando Selatan Ukraina menyebut bahwa pasukan Rusia memang "tidak menyerah untuk memasuki wilayah Dnipropetrovsk."

Meski demikian, mereka menegaskan bahwa "para pejuang kami dengan berani dan profesional mempertahankan garis depan."

Dnipropetrovsk bukan termasuk lima wilayah Ukraina—Donetsk, Kherson, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Krimea—yang diklaim secara sepihak oleh Moskow sebagai bagian dari Rusia. Eskalasi ini muncul hanya beberapa hari setelah perundingan di Istanbul pada 2 Juni lalu, di mana Rusia menuntut pengakuan resmi atas wilayah-wilayah tersebut. Ukraina menolak, dan menyebut Rusia mengancam akan memperluas serangan jika Kyiv tidak menyerah.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyebut gerakan maju ini sebagai "peringatan." Ia menulis di media sosial: “Mereka yang menolak realitas perang dalam perundingan akan menghadapi realitas baru di medan tempur.”

Militer Rusia mengunggah foto pasukan yang mengibarkan bendera Rusia di atas desa Zorya, Donetsk. Namun Letnan Kolonel Ukraina, Oleksandr, mengatakan kemajuan tersebut tidak serta-merta mengubah dinamika konflik. "Mereka bergerak perlahan, sangat perlahan, tetapi tetap bergerak," ujarnya kepada AFP dari kota Mezhova, dekat perbatasan Dnipropetrovsk dan Donetsk. "Perlawanan kami tidak akan berubah."

Wilayah Dnipropetrovsk, yang meliputi kota strategis Dnipro, merupakan pusat industri dan pertambangan penting bagi Ukraina. Kemajuan Rusia ke wilayah ini dipandang berpotensi mengganggu rantai pasok militer dan memperberat tekanan ekonomi Kyiv. Wilayah ini juga merupakan dataran terbuka, yang membuatnya rentan bagi pertahanan Ukraina.

Sejak 2022, Dnipro telah menjadi sasaran gempuran berulang, termasuk uji coba rudal eksperimental Oreshnik pada akhir 2024, yang diklaim Moskow menghantam fasilitas aeronautika Ukraina.

Satu-satunya titik terang dari perundingan Istanbul adalah kesepakatan pertukaran tawanan perang yang dijadwalkan mulai pekan depan. Namun, kedua pihak saling menuduh mencoba menggagalkan proses. Rusia menyebut Ukraina menolak pemulangan jenazah tentara, sementara Kyiv mengatakan Moskow belum mengirim daftar lebih dari 1.000 tentara untuk ditukar.

“Pihak Rusia mencoba memainkan informasi politik yang kotor. Jika mereka gagal mematuhi perjanjian, hal itu akan menimbulkan keraguan besar terhadap upaya diplomatik mengakhiri perang ini,” ujar Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya. (Nada Nisrina)

Baca juga:  Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Sengaja Tunda Pertukaran Tahanan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)