Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 21 November 2025 08:10
Washington: Perekonomian AS menambahkan lebih banyak lapangan kerja daripada yang diantisipasi pada September. Meskipun tingkat pengangguran meningkat secara tak terduga, menambah ketidakpastian seputar pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Desember.
Dikutip dari Investing.com, Jumat, 21 November 2025, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja menunjukkan, data penggajian non-pertanian untuk bulan tersebut mencapai 119 ribu, naik dari penurunan yang direvisi sebesar 4.000 pada Agustus.
Para ekonom mengantisipasi kenaikan 50 ribu pada daftar gaji September, sementara angka Agustus sebelumnya dilaporkan menunjukkan kenaikan 22 ribu.
Tingkat pengangguran naik menjadi 4,4 persen, tertinggi dalam empat tahun, naik dari level 4,3 persen yang tercatat pada bulan sebelumnya.
Pertumbuhan upah rata-rata per jam naik 0,2 persen secara bulanan, turun dari 0,4 persen yang tercatat pada Agustus, dan di bawah perkiraan kenaikan 0,3 persen.
Laporan ini tertunda karena penutupan pemerintah federal yang berkepanjangan, yang juga berarti laporan Oktober akan dibatalkan dan digabungkan dengan laporan ketenagakerjaan November yang sekarang akan dirilis pada 16 Desember.
Baca Juga :
.jpg)
(Ilustrasi ekonomi AS. Foto: NDTV)
The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir bulan lalu, tetapi risalah rapat tersebut, yang dirilis pada Rabu, menunjukkan para pembuat kebijakan terpecah mengenai arah kebijakan ke depan, dengan "banyak" peserta menolak pemangkasan suku bunga pada Desember, sementara "beberapa" melihat pemangkasan sebagai kemungkinan.
Kesenjangan ini menyoroti ketidakpastian atas prospek ekonomi AS dan mendorong para pedagang untuk mengurangi ekspektasi pelonggaran jangka pendek.
"Kenaikan 119 ribu tenaga kerja non-pertanian yang lebih baik dari perkiraan pada bulan September seharusnya semakin mengurangi kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga lagi bulan depan," kata analis di Capital Economics.
"Memang, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,4 persen dan revisi telah mengurangi 33 ribu tenaga kerja secara kumulatif dalam dua bulan sebelumnya. Namun, secara keseluruhan, laporan ini memperkuat kesan, meskipun permintaan tenaga kerja jelas melemah, permintaan tersebut tidak runtuh," ungkap dia.