Ilustrasi logo Danantara. Foto: dok Danantara.
Eko Nordiansyah • 20 February 2025 18:00
Jakarta: Pemerintah resmi membentuk Danantara sebagai holding yang akan mengelola aset tujuh BUMN besar dengan nilai total mencapai Rp14.715 triliun. Holding ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi nasional, mirip dengan model Temasek Holdings di Singapura.
Pengamat Hukum dan Pembangunan Hardjuno Wiwoho mengingatkan potensi risiko terutama jika melihat skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada krisis ekonomi 1998. Ia menyebut, pengalaman BLBI menunjukkan bahwa pengawasan ketat harus menjadi prioritas utama.
"Dalam kasus BLBI, kita melihat bagaimana dana negara dapat disalahgunakan akibat lemahnya pengawasan dan intervensi politik yang kuat. Jika Danantara tidak dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi, ada risiko skenario serupa terjadi," ujar Hardjuno di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.
Dalam skema BLBI, pemerintah mengucurkan Rp144,5 triliun untuk menyelamatkan bank-bank yang terdampak krisis. Sayangnya, dana tersebut banyak yang tidak kembali ke negara akibat penyalahgunaan oleh bankir dan konglomerat yang memiliki hubungan dengan elite politik.
Baca juga:
Danantara Dinilai Bisa Tingkatkan Level Investasi Aset BUMN |