Kamis Pagi, Rupiah Menguat 0,49% ke Level Rp15.403/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: dok MI.

Kamis Pagi, Rupiah Menguat 0,49% ke Level Rp15.403/USD

Husen Miftahudin • 5 September 2024 09:59

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan secara signifikan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 5 September 2024, rupiah hingga pukul 9.32 WIB berada di level Rp15.403 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 76 poin atau setara 0,49 persen dari Rp15.479 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor bersiap menghadapi minggu yang dipenuhi dengan data penting, termasuk laporan penggajian AS yang akan dirilis pada Jumat. Laporan pekerjaan ini diharapkan akan berdampak besar pada keputusan Federal Reserve, yang akan dirilis pada 18 September.

"Antisipasi terhadap data penggajian ini menyusul komentar dari Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu, yang menandakan dimulainya penurunan suku bunga karena kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja. Kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve menjadi titik fokus bagi investor," terang Ibrahim.

Menurut alat CME FedWatch, ada peluang 63 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin dan peluang 37 persen untuk penurunan sebesar 50 basis poin. Secara keseluruhan, pasar telah memperhitungkan total 100 basis poin dalam penurunan suku bunga sepanjang tahun.
 

Baca juga: Rupiah Menguat ke Level Rp15.480/USD
 

Data inflasi Agustus direspons positif


Pasar merespons positif data inflasi Agustus 2024 yang tercatat 2,12 persen year on year (yoy), bergerak stabil didorong oleh penurunan sebagian besar harga pangan. Meski demikian, pemerintah mewaspadai potensi risiko musim kemarau yang dapat berdampak pada komoditas beras.

Inflasi harga diatur pemerintah, tercatat mengalami kenaikan, yaitu menjadi sebesar 1,68 persen (yoy) didorong oleh kenaikan harga BBM nonsubsidi dan rokok. Sementara itu, inflasi harga bergejolak melanjutkan tren penurunan, tercatat 3,04 persen (yoy).

"Penurunan harga pangan terutama didorong oleh pasokan yang melimpah seiring dengan masa panen serta turunnya biaya produksi seperti pakan jagung," papar Ibrahim.

Sebelumnya, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 tercatat pada level 48,9. Hal ini tidak terlepas dari menurunnya kinerja sektor manufaktur global di tengah tekanan permintaan.

Adapun aktivitas manufaktur negara mitra dagang dan kawasan ASEAN juga mengalami tantangan yang sama, antara lain Amerika Serikat sebesar 48,0 dan Jepang 49,8. Negara tetangga seperti Malaysia dan Australia juga kembali mencatatkan PMI manufaktur yang terkontraksi masing-masing pada level 49,7 dan 48,5. 

Di tengah perlambatan PMI Indonesia, optimisme masih terjaga dengan kinerja sejumlah leading industri di tanah air. Industri makanan dan minuman serta kimia farmasi hingga triwulan II lalu konsisten tumbuh di atas lima persen.

"Bahkan, industri logam dasar tumbuh hingga 18,1 persen seiring proses hilirisasi yang semakin menunjukkan hasil," terang Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.400 per USD hingga Rp15.520 per USD," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)